Saham Jadi Jawara di Agustus, Simak Prospek Investasi di September



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Instrumen saham menjadi portofolio dengan kinerja terbaik sepanjang Agustus 2024. Tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik 5,72% secara bulanan (MoM).

Berdasarkan riset Kontan.co.id, kinerja saham di Agustus mengungguli kinerja instrumen investasi lainnya. Sebagai perbandingan, obligasi, baik pemerintah dan korporasi hanya menghasilkan return 1,74% MoM dan 1,17% MoM.

Lalu emas, meskipun sempat mencapai level tertinggi baru, tetapi kenaikan emas spot di Agustus sebesar 2,20% MoM. Sementara emas Antam justru mencatatkan kinerja -0,78% MoM.


Baca Juga: Daftar Saham Unggulan Analis dan Proyeksi IHSG untuk September 2024

Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana mengatakan, instrumen saham didukung risk on global yang sudah mulai terjadi. Sebab, ekspektasi pemangkasan suku bunga the Fed akan terjadi pada September ini.

"Ditambah data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang buruk sehingga mendorong pengalihan dana dari negara maju," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (1/9).

Memang, kata Fikri, obligasi Indonesia juga 'kecipratan' aliran dari dana asing. Namun, yield sudah turun sehingga return yang dihasilkan cenderung stagnan di Agustus 2024.

Untuk bulan ini, Fikri berpandangan kedua instrumen tersebut masih menarik. Namun, ia melihat obligasi pemerintah yang paling menarik.

Baca Juga: Daftar Saham Unggulan Analis dan Proyeksi IHSG untuk September 2024

"Jika penurunan Fed Rate di September terjadi, kemungkinan BI Rate juga akan turun dan harapannya akan mendorong kinerja pasar obligasi lebih baik," katanya.

Sementara itu, kenaikan kinerja obligasi korporasi akan lebih terlambat karena masih menunggu kepastian penurunan suku bunga. Baru pada Oktober diperkirakan kinerjanya akan lebih baik, jika memang suku bunga telah dipangkas.

Untuk saham, Fikri berpandangan akan lebih wait and see karena menunggu kinerja emiten di kuartal III.

"Selain itu, masih ada risiko juga lantaran saat ini yang bergerak itu tier dua dan seterusnya, bukan dari LQ45 ataupun blue chip," paparnya.

Baca Juga: Saham Ini Baru Saja Gabung dengan Apple, Nvidia, dan Microsoft di Klub US$1 Triliun

Ia menerangkan, jika melihat lebih jauh lagi maka terlihat bahwa kinerja emiten dengan kapitalisasi yang lebih rendah lebih baik dari kinerja emiten dengan kapitalisasi besar.

"Secara umum keduanya masih baik dan noise di September cenderung kecil, seperti Pilkada dan gepolitik," sebutnya.

Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong menambahkan, melemahnya kinerja emas Antam lebih ditenggarai menguatnya rupiah.

Sebabnya, rupiah telah menguat hampir 1.000 poin atau sekitar 6% sejak awal bulan, sedangkan emas dunia hanya naik kurang dari 3%.

"Jadi secara rupiah, harga emas antam seharusnya memang turun sekitar 3%," katanya.

Baca Juga: IHSG Menguat 1,68% Sepekan Lalu, Cermati Prospeknya Senin (2/9)

Meski begitu, secara umum kinerja ketiga instrumen investasi tersebut tetap baik pada jangka pendek ini.

"Hanya saja, saham itu secara umum paling berisiko dan bisa bergerak terbalik terhadap safe haven emas," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli