KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) nyaman di zona hijau. Menguatnya harga saham JSMR didorong ekspektasi perbaikan bottom line emiten pelat merah ini. Sejak awal tahun harga sahamnya naik 29,19% dan sepekan terakhir harganya naik 13,24%. Adapun penutupan Selasa (13/6), saham JSMR menguat 2,12% ke Rp 3.850. Research & Consulting Manager Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro melihat tren positif yang terjadi sepekan terakhir ini karena market adjustment. Yakni pasar melihat level saham JSMR sekarang sudah terlampau murah sehingga menjadi momen yang tepat untuk kembali mengakumulasi.
Berdasarkan data Infovesta, PER JSMR per tanggal 12 Juni 2023 sebesar 5,36 kali atau masih lebih rendah dibanding rata-rata PER sektor infrastruktur sebesar 10,07 kali. "Kondisi ini mengindikasikan harga JSMR masih undervalued," kata Nico kepada Kontan.co.id, Selasa (13/6). Baca Juga: Jasa Marga Catat 342.016 Kendaraan Kembali ke Jabotabek hingga Minggu (4/6) Kepala Riset Surya Fajar Sekuritas Raphon Prima melanjutkan, kenaikan harga JSMR akibat pasar mengapresiasi turunnya beban utang Jasa Marga. Dijelaskan, tren penurunan yield obligasi yang membuat tekanan beban bunga menurun, dan JSMR juga konsisten menurunkan level utang dari kisaran Rp 60 triliun di masa pandemi menjadi kisaran Rp 40 triliun. "Ini akan membantu menurunkan beban bunga dan memperbaiki bottom line JSMR," sambung dia. Menilik laporan keuangan kuartal I 2023, Jasa Marga juga berhasil menurunkan total liabilitas menjadi Rp 63,56 triliun. Angka itu turun dari posisi Desember 2022 sebesar Rp 65,51 triliun. Hingga Maret 2023, JSMR mencetak kinerja positif dengan pendapatan tumbuh 21,31% menjadi Rp 4,44 triliun. Lalu, laba bersih juga tumbuh 26,67% menjadi Rp 497,56 miliar. Baca Juga: Proyek Jalan Tol Baru Terus Dikebut Hingga akhir tahun, Raphon menilai pendapatan JSMR masih akan tumbuh 8,6% secara tahunan (YoY) menuju Rp 18 triliun. Namun, untuk laba bersih diproyeksikan akan turun 27% YoY ke Rp 2 triliun. "Namun angka penurunan ini tidak buruk karena di 2022 JSMR membukukan one-off gain dari divestasi jalan layang Cikampek yang nilainya Rp 2,2 triliun," imbuh dia. Di sisi lain, Raphon menilai sentimen yang dapat menjegal pertumbuhan JSMR dari keputusan dalam ekspansi di proyek jalan tol baru yang berlebihan. Menurutnya, hal tersebut dapat memicu kekhawatiran bahwa utang JSMR akan naik lagi dan meningkatkan beban bunga. Baca Juga: Jasa Marga (JSMR) Akan Bagikan Dividen Rp 549,38 Miliar, Catat Jadwalnya Nico juga sepakat, menurutnya, peningkatan beban, khususnya konstruksi juga perlu diantisipasi lantaran pada kuartal I tercatat pos tersebut naik 124,62% YoY menjadi Rp 1,04 triliun.