KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpotensi menguat di bulan ketiga tahun ini. Penguatan IHSG ditopang lonjakan harga komoditas sebagai imbas sanksi yang diterima Rusia. Di sisi lain, musim laporan keuangan tahun 2021 akan mencapai puncaknya pada bulan ini. Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Martha Christina memproyeksikan, IHSG mampu menguat dengan target di level 7.147. IHSG akan menguji resistance di kisaran 7.000 dan support di 6.836 bulan ini. "Untuk bulan Maret, kami mempertahankan rekomendasi kami di dua sektor, yaitu perbankan dan pertambangan batubara. Kami juga menambahkan dua sektor lain, yaitu pertambangan logam dan perkebunan," kata Martha dalam Mirae Asset Media Day yang digelar virtual, Kamis (10/3).
Baca Juga: IHSG Masih Akan Terkerek di Bulan Maret, Bisa Tembus 7.000 Martha mencermati, penguatan harga komoditas terutama batubara, nikel, dan CPO menjanjikan kinerja yang bagus di kuartal pertama tahun ini. Dus, saham-sahamnya terkait komoditas ini menarik untuk disimak. Sementara untuk saham perbankan, pergerakannya akan tetap menjadi penopang IHSG, didukung ekspektasi penyaluran kredit serta raihan laba yang tetap bertumbuh di tahun ini. Di sektor perbankan, BBCA dan BBRI memiliki target harga masing-masing Rp 8.425 per saham dan Rp 5.450 per saham. Sementara untuk BMRI dan BBNI memiliki target harga masing-masing Rp 9.175 per saham dan Rp 9.575 per saham. Di sektor energi, Mirae Asset Sekuritas Indonesia mencermati ITMG, PTBA, dan ADRO. Ketiga saham itu memiliki target harga masing-masing Rp 37.000 per saham, Rp 4.500 per saham, dan Rp 3.700 per saham. Investor juga bisa mencermati ADMR. Kendati belum memiliki rekomendasi untuk saham ini, Mirae Asset Sekuritas Indonesia melihat prospek yang menarik dilihat dari kinerjanya yang melesat di tahun 2021. Baca Juga: Pasar emas dan nikel dinilai solid, analis rekomendasikan beli saham ANTM Sementara di sektor pertambangan logam, ANTM dan INCO juga menarik dicermati. Ini tidak terlepas dari harga nikel yang menembus US$ 30.000 per metrik ton sejak tahun 2008.