KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam seminggu terakhir, saham-saham konstruksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencatatkan penurunan harga yang signifikan. Sampai dengan perdagangan Kamis (28/10), harga PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) merosot 8,11% menjadi Rp 1.020 per saham, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) minus 6% ke Rp 1.175, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) turun 7,89% menjadi Rp 1.225, dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) terkoreksi 7,22% ke posisi Rp 900 per saham. Analis Samuel Sekuritas Andreas Kristo Saragih menilai wajar koreksi yang terjadi pada saham-saham konstruksi BUMN tersebut. Mengingat, saham-saham ini sempat mencatatkan rally dalam dua sampai tiga bulan terakhir. Untuk ke depannya, Andreas masih melihat prospek positif pada saham-saham tersebut sejalan dengan sentimen positif yang menghiasi sektor ini. "Beberapa sentimen positif untuk sektor konstruksi antara lain pengumuman perolehan kontrak baru dan penerimaan pembayaran dari pemilik proyek," kata Andreas kepada Kontan.co.id, Kamis (28/10).
Saham konstruksi BUMN kompak turun dalam sepekan, simak rekomendasi berikut
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam seminggu terakhir, saham-saham konstruksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencatatkan penurunan harga yang signifikan. Sampai dengan perdagangan Kamis (28/10), harga PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) merosot 8,11% menjadi Rp 1.020 per saham, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) minus 6% ke Rp 1.175, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) turun 7,89% menjadi Rp 1.225, dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) terkoreksi 7,22% ke posisi Rp 900 per saham. Analis Samuel Sekuritas Andreas Kristo Saragih menilai wajar koreksi yang terjadi pada saham-saham konstruksi BUMN tersebut. Mengingat, saham-saham ini sempat mencatatkan rally dalam dua sampai tiga bulan terakhir. Untuk ke depannya, Andreas masih melihat prospek positif pada saham-saham tersebut sejalan dengan sentimen positif yang menghiasi sektor ini. "Beberapa sentimen positif untuk sektor konstruksi antara lain pengumuman perolehan kontrak baru dan penerimaan pembayaran dari pemilik proyek," kata Andreas kepada Kontan.co.id, Kamis (28/10).