Saham konstruksi dan bank jadi Jagoan



JAKARTA. Para emiten sudah merilis kinerja keuangan tahun 2013. Dari sejumlah sektor usaha, kinerja emiten sektor perbankan, konstruksi dan properti tumbuh paling kencang ketimbang sektor lain. Paling nelangsa adalah kinerja emiten perkebunan dan pertambangan. Rata-rata keuntungan emiten sektor tersebut merosot di tahun lalu.

Analis First Asia Capital David Sutyanto bilang, dari sisi kinerja, tahun lalu, emiten properti dan konstruksi paling mentereng. "Rata-rata laba bersih emiten properti dan konstruksi tumbuh 40%," ujarnya, akhir pekan lalu.

Tahun ini, beberapa sektor usaha yang masih akan berjaya. Terutama, emiten sektor konstruksi dan perbankan. David memprediksi, pendapatan emiten sektor konstruksi dan sektor perbankan berpotensi tumbuh masing-masing 25%-30% dan 15% di 2014.


Senada, Kepala Riset Reliance Securities, Akhmad Nurcahyadi juga memprediksi, kinerja emiten sektor konstruksi, perbankan, dan barang konsumsi masih akan positif di tahun ini. “Konstruksi yang masih akan jadi favorit,” ujarnya. Maklum, tahun ini proyek infrastruktur tengah gencar-gencarnya.

Sedangkan, kinerja emiten properti diproyeksikan tidak akan sekencang tahun lalu. Sebab, emiten properti terimbas tren kenaikan suku bunga, serta beleid pengetatan kredit properti. Namun, kinerja emiten sektor perkebunan tahun ini diprediksi membaik.

Hitungan David, pendapatan emiten perkebunan rata-rata akan tumbuh 20% tahun ini seiring membaiknya harga minyak mentah atau crude palm oil.

Arman Boy Manullang, pengamat pasar modal menimpali, kinerja emiten sektor barang konsumsi juga bakal tumbuh pesat tahun ini. Faktor konsumsi di tahun pemilu membuat kinerja emiten sektor ini terangkat. Hanya memang, kinerja emiten consumer goods belum akan mampu menandingi pertumbuhan kinerja emiten konstruksi.

Para analis pun memiliki emiten unggulan di tiap sektor. Misal, di sektor konstruksi, Akhmad melihat, prospek WIKA dan WSKT akan menarik tahun ini. David menyarankan, investor mencermati ADHI dan PTPP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie