KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belakangan, pergerakan harga saham emiten konstruksi menyedot perhatian. Soalnya, ada sentimen penghentian sementara alias moratorium pembangunan proyek jalan layang (
elevated) oleh pemerintah. Aksi jual sejumlah saham emiten konstruksi sempat terjadi. PT Waskita Karya Tbk (WSKT), misalnya. Selama lima hari terakhir, harga sahamnya turun 10,29% menjadi Rp 2.790 per saham. Pada Selasa (20/2) pekan lalu, terjadi kecelakaan kerja di proyek jalan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) garapan WSKT. Sentimen ini turut menyeret saham emiten karya lainnya. Ambil contoh, saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).
Tapi, kebijakan moratorium proyek
elevated dinilai hanya berefek sementara. Lagi pula, manajemen emiten konstruksi menegaskan, itu tidak akan menganggu arus kas. Sebab, proyek yang dihentikan pembangunannya hanya sebagian kecil dari total proyek. Dan sejatinya, penurunan harga saham emiten konstruksi bisa jadi kesempatan untuk akumulasi beli. Bagaimana prospek bisnis dan saham konstruksi ke depan? Muhammad Nafan Aji, Analis Binaartha Parama Sekuritas, menyatakan, untuk WSKT dan ADHI, secara
weekly chart masih dalam tren
bullish. Dia merekomendasikan
hold kedua saham itu. WSKT memiliki
support Rp 2.680 dan
resistance Rp 3.130. Sedang ADHI dengan
support Rp 2.300 dan
resistance Rp 2.600. "Tren WSKT secara umum masih naik. Apalagi, harga sahamnya melampaui garis dari
bearish channel," kata dia Ahad (25/2). Bila sudah menunjukkan tren fase konsolidasi, Nafan menyarankan, agar akumulasi beli. Sebab, moratorium sifatnya temporer. Sementara pembangunan infrastruktur merupakan prioritas utama pemerintah. "Kami masih menantikan kinerja keuangan kuartal IV 2017. Proyeksinya positif," ujar Nafan. Untuk saham PTPP, Nafan merekomendasikan akumulasi
beli, dengan target jangka pendek Rp 3.320 serta target jangka panjang di level Rp 3.670. Adapun rekomendasi untuk WIKA adalah
buy on weakness, dengan target jangka pendek dan menengah masing-masing di Rp 2.070 dan Rp 2.360. "Level Rp 2.650 merupakan target harga jangka panjang," imbuhnya.
Bertoni Rio,
Senior Analyst Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia, menilai, dalam tiga hari ke depan, pelaku pasar fokus pada rilis laporan keuangan 2017. Pemerintah diprediksi akan membayar proyek infrastruktur ke emiten. Pekan depan, ia memproyeksikan, sektor ini mulai
rebound. "Sebaiknya, beli dalam sepekan ke depan," kata dia, Ahad (25/2). Secara harian, Bertoni merekomendasikan
buy on weakness saham infrastruktur. Sektor ini ideal untuk investasi jangka menengah dan panjang. Pasalnya, dalam lima tahun ke depan, sektor infrastruktur diprediksi masih terus tumbuh. Bertoni menghitung, saat ini ADHI memiliki
support-resistance Rp 2.320-Rp 2.550, PTPP Rp 3.090-Rp 3.300, WSKT Rp 2.790-Rp 3.300. Sementara WIKA di level
support Rp 1.900 dan
resistance Rp 2.100. "PTPP punya potensi
upside paling baik, sekitar 10%," prediksi Bertoni. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati