KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) diproyeksikan terguyur sentimen positif di tahun depan. Di tengah peluang pertumbuhan, saham lapis dua dan ketiga juga bisa diperhitungkan. Founder WH Project William Hartanto menilai adanya pergantian kepemimpinan maka ada potensi perubahan kebijakan sehingga ketidakpastian di pasar saham akan meningkat. "Sedangkan tren suku bunga sejauh ini masih terbatas di jeda dan belum turun. Namun sentimen yang ada mengarah IHSG pada penguatan," jelas dia saat dihubungi, Jumat (22/12).
Jika di cermati sepanjang 2023, saham penghuni papan akselerasi tengah naik daun. Per Jumat (22/12), papan akselerasi telah melesat 34,92% dan menjadi yang tertinggi dibandingkan papan pencatatan lainnya. William mengatakan saham lapis ketiga pun selalu memiliki peluang untuk mencetak cuan di luar perhitungan. Menurutnya saham-saham itu berpotensi untuk lanjut menguat pada tahun depan. "Kuncinya ada pada minat pasar dan terlihat pada volume perdagangan harian. Artinya, tren masih bisa berlanjut selama volume masih tinggi," tutur William.
Baca Juga: Selain Grup Barito, Saham-Saham Lapis Bawah Mendominasi Top Gainers Tahun 2023 Founder CTA Saham Andri Zakaria memproyeksikan tahun depan, peluang Bank Indonesia (BI) akan mengikuti jejak The Fed untuk memangkas suku bunga akan menjadi sentimen positif bagi pasar saham. "Hal itu akan memicu
inflow dari penguatan rupiah dan ke pasar saham terutama sektor keuangan, properti semen hingga infrastruktur," kata Andri kepada Kontan.co.id, Kamis (21/12). Andri menilai penguatan IHSG juga masih mengharapkan akan adanya momentum gelaran penawaran umum perdana alias
initial public offering (IPO) yang mampu mendongkrak indeks.
Baca Juga: Kondisi Pasar Saham di 2024 Diprediksi Lebih Cerah Dibandingkan Tahun Ini Di samping itu perhelatan pemilihan umum (pemilu) juga akan menjadi sentimen tersendiri bagi indeks. Pasalnya, pemilu digadang-gadang akan membuat indeks lebih
volatile. "Sehabis pemilihan presiden Indonesia, pelaku pasar akan menghadapi efek pemilihan presiden di Amerika Serikat (AS) terutama Donald Trump kembali mencalonkan diri," tutur Andri. Andri menyarankan bagi investor yang ingin berinvestasi jangka pendek di saham-saham papan akselerasi harus tetap mencermati emiten dengan fundamental yang baik atau bisa bertumbuh.
Baca Juga: Investasi Reksadana Prospektif, MI Targetkan Pertumbuhan AUM Dobel Digit pada 2024 "Tahun depan saham papan akselerasi yang didukung fundamental bisa naik lagi. Dengan syarat kinerja saham blue chip memberikan imbal hasil yang moderat," ucap dia. Andri menilai saham-saham bank digital, saham dari sektor bahan baku, konsumen primer, konsumen non primer, properti dan teknologi masih dapat dilirik untuk tahun depan. Sementara, William menjagokan saham-saham lapis pertama dari sektor bank, properti, infrastruktur telekomunikasi dan industri dasar yakni
BBRI,
BBNI,
JPFA,
JSMR,
BBCA,
TLKM,
SMRA,
BSDE,
ADRO, dan
ITMG. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati