JAKARTA. Saham perdana PT Pelat Timah Nusantara (Latinusa) ternyata menarik hati sebuah perusahaan dana pensiun. Direktur Keuangan Latinusa Erwin mengatakan, saat ini, perusahaan dana pensiun tersebut telah mengajukan penawaran investasi sebesar Rp 25 miliar kepada penjamin emisi (underwriter) Initial Public Offering (IPO) Latinusa, Bahana Securities.
"Harga sahamnya at any price. Jadi kami akan ambil batas atas Rp 405 per saham," kata Erwin kepada KONTAN. Sayang, dia enggan membuka jati diri perusahaan dana pensiun tersebut. Tapi, dia berjanji akan mengumumkan identitas investor itu pada 7 Desember-8 Desember 2009 nanti. Dari laporan Bahana kepada Latinusa, saat ini, penawaran yang masuk berkisar pada harga Rp 325, Rp 350, dan Rp 405. Tapi, Direktur lembaga pialang saham Wanteg Securities Darma Pardede menyatakan, reaksi pasar terhadap saham IPO Latinusa sebenarnya datar-datar saja. "Karena waktu IPO-nya kurang tepat," kata Darma. Ya, jadwal penawaran saham perdana Latinusa memang tidak tepat. Sebab, ketika mereka ingin menggelar IPO, bursa saham Indonesia sedang terkoreksi. Akibatnya, penawaran harga IPO Latinusa ikut terseret. Selain itu, batas akhir book building Latinusa akan dilakukan 30 November ini, yang berarti hanya sehari setelah libur panjang Idul Adha.
Darma pun memperkirakan harga book building Latinusa tidak akan lebih dari separuh rentang harga yang dipasang si pelat timah ini. Dengan rentang harga IPO Latinusa Rp 315-Rp 405, berarti harga pasar nanti tidak akan lebih dari Rp 375. "Kecuali jika pada hari ini terjadi penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 50 poin," kata dia. Namun hal itu tak serta merta mengakibatkan investor optimistis. Maklum, banyak investor yang trauma dengan IPO PT BW Plantation Tbk (BWPT) di awal Oktober 2009 lalu. Sebab, harga saham perusahaan perkebunan itu terus merosot sejak menggelar IPO. Dengan situasi pasar yang tidak mendukung, Darma memperkirakan saham IPO Latinusa sulit terserap pasar, kecuali jika banyak investor asing yang datang menghampiri. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hendra Gunawan