Saham LINK ditawarkan di harga Rp 6.200- Rp 6.700



JAKARTA. Pemegang saham mulai menawarkan saham PT Link Net Tbk (LINK) pada investor strategis, Senin (13/10). Harga saham itu dibanderol sebesar Rp 6.200-Rp 6.700 per saham, lebih rendah dari harga Link saat ini yang sebesar Rp 7.125 per saham.

Pemegang saham yang akan menjual saham Link antara lain PT First Media Tbk (KBLV), Asia Link Dewa Pte. Ltd. (ALD), dan beberapa pemegang saham lainnya. Saham yang akan dilepas sebanyak 1,21 miliar atau setara dengan 40% dari saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam LINK. Sehingga nilai transaksi itu mencapai Rp 7,54 triliun - Rp 8,15 triliun.

Dari jumlah itu, KBLV akan melepas minimum 11% saham atau 334,69 juta saham. Sehingga, perusahaan ini bakal meraup dana antara Rp 2,07 triliun hingga Rp 2,2 triliun. Rencananya, dana dari penjualan saham ini akan digunakan KBLV untuk membayar utang, memperkuat kas dan struktur permodalan.


Irwan Djaja, Wakil Presiden Direktur First Media mengatakan, usai transaksi ini, perseroan berharap bakal menjadi pemegang saham tunggal terbesar. "Penjualan saham melalui private placement ini dilakukan di dalam dan di luar negeri," ujarnya, Senin (13/10).

Saat ini First Media mengempit 41% saham LINK, ALD memiliki 49% saham dan pemegang saham yang diwakili OCBC Securities Pte. Ltd sebanyak 7%. Jika perseroan melepas 11% saham LINK, maka, kepemilikan saham First Media atas saham LINK akan menyusut signifikan menjadi 25%. Namun KBLV memastikan akan tetap menjadi pemegang saham pengendali LINK. 

Saham LINK itu ditawarkan ke beberapa investor institusi dan investor internasional di 16 negara, termasuk Indonesia, Malaysia, Australia, Dubai, dan Eropa.

Link memang ingin memperbesar porsi saham beredar yang dimiliki publik alias free float sebesar 40% melalui private placement ini. Selain untuk membuat sahamnya lebih likuid, LINK juga mengincar insentif pajak sebesar 5%.

Informasi saja, kebijakan diskon pajak untuk emiten ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2007. Dalam beleid itu, pemerintah memberikan insentif berupa pemotongan tarif pajak penghasilan sebesar 5% yang memiliki saham publik minimal 40%. 

Saat ini saham beredar LINK yang dimiliki publik hanya sebesar 3%. Pada saat Initial Public Offering (IPO) awal Juni lalu, perseroan melepas saham ke publik sebesar 304,26 juta saham atau 10% dari modal disetor dan ditempatkan penuh. Namun, saham yang dilepas itu adalah saham milik induknya, KBLV. 

Lalu pada saat IPO, ALD menambah kepemilikannya sebesar 15,06% menjadi 49% dari sebelumnya 33,94% melalui crossing saham di pasar negosiasi. Aksi itu membuat porsi saham publik tergerus. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia