Saham Lyft menyusut pasca IPO gara-gara ulasan negatif dari analis



KONTAN.CO.ID - SAN FRANSISCO. Saham Lyft Inc merosot jauh di bawah harga initial public offering (IPO) pada hari Selasa (3/4) setelah menerima ulasan negatif dari seorang analis. Melansir Reuters, analis tersebut mengatakan konsumen ke depan bakal memilih untuk meninggalkan kepemilikan mobil dan mengandalkan jasa transportasi.

Saham perusahaan Lyft di bursa San Fransisco turun sebanyak 4,2% menjadi US$ 66,1 per lembarnya pada Selasa. Jumlah ini jauh lebih rendah dari harga penawaran publik perdana US$ 72 pada Jumat sebelumnya. 

Kinerja saham yang lemah ini bisa membuat para investor lebih berhati-hati dengan serangkaian perusahaan publik yang berasal dari unicorn Silicon Valley. Termasuk Uber Technologies Inc dan Pinterest yang juga tidak menguntungkan.


Seaport Global memprakarsai analisis Lyft dengan peringkat nilai jual dan target harga US$ 42. Analis Michael Ward menyebut, valuasi saham saat ini masih abu-abu, sebab prediksi konsumen akan meninggalkan mobil dan mendukung layanan sejenis Lyft bisa saja tidak sesuai ramalan.

"Kami percaya orang akan terus memiliki kendaraan pribadi sebagai transportasi utama dan sebagai gantinya mengandalkan layanan berbagi kendaraan (ridesharing) untuk mendapat kenyamanan," tulis Ward.

Selain itu, 2 (dua) dari 5 (lima) analis lain yang juga menyorot Lyft merekomendasikan pembelian saham. Namun tiga yang lainnya menetapkan peringkat netral.

Kelima analis tersebut, rata-rata memperkirakan pendapatan Lyft akan melonjak 60% di 2019 menjadi US$ 3,45 miliar. Sementara Ward memproyeksi laba di 2019 akan mencapai US$ 3,4 miliar.

Sebagai informasi, Lyft melaporkan kerugian US$ 911 juta pada 2018. Lebih besar dari kerugian di 2017 yang mencapai US$ 688 juta. Meski begitu, dari sisi pendapatan terjadi kenaikan dua kali lipat di 2018 menjadi US$ 2,16 miliar. Pihak perusahaan belum berkomentar mengenai kapan perusahaan akan memupuk laba.

Adapun, saat IPO saham Lyft melonjak naik ke US$ 88,6 dalam beberapa menit pembukaan di hari Jumat (30/3). Semenjak itu, saham perusahaan terus tergelincir menurun, menjadi sekitar 5,7 kali dari proyeksi pendapatan tahunan.

Sebagai perbandingan saja, saham Aplhabet Inc saat ini berada pada 4,8 kali proyeksi pendapatan, sementara Facebook sebesar 6,5 kali dari nilai ekspektasi pendapatan sepanjang tahun 2019.

Editor: Tendi Mahadi