Saham Maha Properti (MPRO) bisa ditransaksikan lagi mulai hari ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka kembali perdagangan saham PT Maha Properti Indonesia Tbk (MPRO) setelah suspensi sebulan lebih. Saham emiten properti ini bisa ditransaksikan lagi mulai hari ini.

"Suspensi atas perdagangan saham Maha Properti Indonesia (MPRO) di pasar reguler dan pasar tunai dibuka kembali mulai perdagangan sesi I tanggal 12 Desember 2019," ungkap BEI dalam pengumuman bursa, Rabu (11/12).

Baca Juga: Maha Properti Indonesia (MPRO) fokus kembangkan The Kahyangan dan Signature Simprug


BEI menyetop perdagangan saham PT Maha Properti Indonesia Tbk (MPRO) sejak Senin (11/11). Suspend ini dilakukan setelah terjadi kenaikan harga kumulatif yang signifikan pada saham MPRO.

Pada perdagangan terakhir, Jumat (8/11), harga saham MPRO mencapai level tertinggi pada Rp 2.780 per saham setelah naik 24,66% dalam sehari. Ini adalah harga tertinggi saham Maha Properti sejak IPO pada 9 Oktober 2018. Harga saham MPRO naik 94,40% dalam tiga hari perdagangan berturut-turut.

Sebelumnya, BEI menyetop perdagangan saham MPRO pada 1 November untuk cooling down setelah saham emiten properti ini terus naik dengan volume perdagangan yang meningkat pesat.

Volume transaksi saham emiten yang merupakan bagian dari Grup Mayapada ini meningkat sejak 22 Oktober. Volume transaksi yang biasanya hanya ratusan saham, melonjak menjadi ratusan ribu saham per hari.

Baca Juga: Maha Properti Indonesia (MPRO) berharap dapat memperkecil kerugian sampai akhir 2019

Perusahaan yang sebelumnya bernama PT Propertindo Mulia Investama Tbk ini mencatat lonjakan pendapatan hampir tiga kali lipat menjadi Rp 89,56 miliar pada sembilan bulan pertama tahun ini. Lonjakan pendapatan MPRO ini berasal dari adanya penjualan kantor yang mencapai Rp 75,73 miliar.

Sementara, penjualan apartemen tahun ini turun 54,47% menjadi Rp 13.65 miliar. Tahun lalu, seluruh penjualan Maha Properti hanya berasal dari penjualan apartemen.

Kerugian bersih MPRO turun 41,48% menjadi hanya Rp 18 miliar dari sebelumnya rugi Rp 30,76 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati