KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perhelatan Asian Games tinggal sebentar lagi. Agenda empat tahunan ini membawa berkah bagi sejumlah sektor, termasuk industri media. PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (
EMTK) dan anak usahanya PT Surya Citra Media Tbk (
SCMA) bakal terimbas paling besar. Sebagai pemegang hak siar Asian Games 2018, setidaknya kinerja dua emiten itu bisa terpoles. Sekadar informasi, sebagai induk, EMTK sempat mencatatkan kerugian sebesar Rp 86,48 miliar pada kuartal I-2018. Sementara, SCMA selama tiga bulan pertama tahun ini menorehkan pertumbuhan laba 19,28% sebesar Rp 359,18 miliar.
Nah, dengan hak siar ini, laju kinerja SCMA diprediksi makin bersinar. Terlebih, SCMA mengalami pertumbuhan
audience share dari 15,7% tahun lalu, menjadi 17,5% pada 2018. Hal ini berdampak pada pertumbuhan
audience share media grup EMTK (SCMA dan Indosiar) dari 27,3% pada Desember 2017, menjadi 32,6%. Dalam perhelatan Asian Games ini, akan ada 38 pertandingan cabang olah raga, upacara pembukaan dan upacara penutupan. Rencananya, SCMA menyiarkan enam hingga delapan pertandingan secara langsung tiap hari selama hajatan ini berlangsung. Analis NH Korindo Sekuritas, Michael Tjahjadi menyebut penyelenggaraan Asian Games pada pertengahan Agustus mendatang bisa mengerek kinerja kuartal III-2018 SCMA. Michael memprediksi pendapatan iklan SCMA pada kuartal mendatang bisa tumbuh di kisaran 20%. "Karena banyak perusahaan dari berbagai industri. Bukan hanya FMCG, rokok dan
e-commerce juga akan memanfaatkan momentum Asian Games untuk mengerek penjualannya," kata Michael kepada KONTAN, Selasa (17/7). Michael membandingkan
audience share prime time Trans Media naik 6% saat penyelenggaraan Piala Dunia lalu. "Kami memproyeksikan SCMA dapat tumbuh di kisaran yang sama, bukan hanya pada slot
prime time, melainkan
all-time," ujarnya. Sebab, tak seperti pertandingan piala dunia, acara Asian Games yang berjalan seharian penuh. Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Christine Natasya menyebut Asian Games setidaknya bisa membuat SCMA mengantongi pendapatan iklan sebesar Rp 150 miliar pada Asian Games. Dengan begitu, Christine menilai target pertumbuhan pendapatan SCMA sebesar 20% sampai 25% akan tercapai. "Margin dari Asian Games akan relatif lebih tinggi daripada program lainnya," ujar Christine dalam risetnya, Senin (4/6) bulan lalu. Namun, Kepala Riset Narada Aset Manajemen, Kiswoyo Adi Joe punya pendapat berbeda. Dia menilai dampak agenda Asian Games tak akan banyak berpengaruh pada pendapatan iklan televisi. "Kenaikannya di bawah 5%," ujar Kiswoyo. Meski begitu, saham media masih menarik dikoleksi karena sudah murah. Karena itu, Kiswoyo merekomendasikan
buy SCMA dengan target harga Rp 3.000 hingga akhir tahun depan. Begitu juga Michael dan Christine merekomendasikan
buy SCMA dengan target harga Rp 2.700 dan Rp 2.980 hingga akhir tahun ini. Pada perdagangan kemarin, SCMA menguat 1,39% ke 2.190.
Setelah Asian Games Analis sepakat SCMA masih bisa melaju dan meneruskan kinerjanya dengan modal
audience share yang dimiliki. "Tanpa acara-acara khusus seperti Asian Games, kinerja emiten media sangat bergantung pada kemampuan emiten menghadirkan konten-konten segar dan diminati oleh target konsumennya," kata Michael. Dia menyebut investor bisa mencermati
audience share yang mencerminkan kualitas konten, serta kinerja sektor FMCG. Sebab, sektor ini merupakan kontributor iklan terbesar di industri media. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia