KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kilau emas diproyeksi akan kembali bersinar tahun ini sehingga menopang proyeksi kinerja saham MDKA. Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Jennifer A. Harjono menilai, perkiraan resesi yang menimpa Amerika Serikat (AS) telah mendorong kenaikan harga emas sejak pertengahan Oktober 2022. Kenaikan harga emas ini berkorelasi positif terhadap kinerja PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan, tentu saja, saham MDKA.
Sebagai salah sumber utama pendapatan MDKA, harga jual rata-rata alias
average selling price (ASP) emas MDKA akan sejalan dengan kenaikan harga emas dan akan mengikuti proyeksi kenaikan harga emas di tahun ini. Dari sisi operasional, Jenifer memperkirakan volume produksi emas MDKA pada tahun ini akan tetap stabil, yakni pada rentang 110.000 ons sampai 125.000 ons per tahun. Prospek MDKA juga dipoles oleh rencana pengembangan segmen kendaraan listrik. MDKA mengumumkan rencananya mencatatkan anak perusahaannya, Merdeka Battery Materials, ke Bursa Efek Indonesia pada semester pertama 2023. MDKA akan memulai produksi baterai kendaraan listrik dalam dua sampai tiga tahun ke depan.
Baca Juga: Saham Indika Energy (INDY) Masuk Rekomendasi Analis, Ini Alasannya Tambang Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) memproduksi limonit dan saprolit. Perusahaan tersebut akan menjual limonit kepada pihak ketiga. Saprolit akan diolah menjadi nikel matte dan nickel pig iron (NPI). Ada pula integrasi Proyek AIM di bawah payung Merdeka Battery Materials yang semestinya akan semakin meningkatkan valuasi Merdeka Battery Materials “Kami melihat ini akan menguntungkan MDKA karena pemerintah Indonesia memiliki tekad yang kuat untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik Indonesia, termasuk baterainya,” tulis Jennifer dalam riset, Selasa (25/1). MIrae Asset memang belum menyematkan rekomendasi terhadap saham MDKA. Namun, Mirae Asset melihat bahwa MDKA menawarkan valuasi yang menarik bagi investor dengan menimbang sejumlah faktor. Pertama, MDKA diuntungkan oleh kenaikan harga emas. Kedua, MDKA memulai Proyek Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dan Acid Iron Metal (AIM)ketiga pada paruh kedua 2023.
Baca Juga: Saham BMRI dan Saham BBCA Terbanyak, Asing Jualan saat IHSG Turun Sehingga, katalis jangka pendek bagi MDKA diantaranya kenaikan ASP emas, stabilnya produksi emas, tembaga, dan nikel, valuasi Merdeka Battery Materials, dan penyelesaian Proyek RKEF dan AIM ketiga sesuai jadwal.
Namun, risiko utama dari MDKA diantaranya menurunnya ASP nikel dan tembaga, naiknya biaya keuangan karena utang yang lebih tinggi, serta keterlambatan penyelesaian Proyek RKEF dan AIM ketiga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi