Saham Mora Telematika (MORA) Dalam Tren Melemah, Begini Rekomendasinya



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Saham PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) mencatatkan lonjakan signifikan dalam beberapa waktu terakhir, seiring aksi korporasi merger yang dilakukan perseroan. 

Berdasarkan pantauan Kontan.co.id, Selasa (23/12/2025) pukul 15.26 WIB, saham MORA terkoreksi 4,69% secara harian ke level Rp 9.650 per saham. Namun jika dilihat dalam sebulan, saham MORA telah naik 44,57% dan naik 2.144% secara year to date (ytd). 

Praktisi Pasar Modal sekaligus Pendiri WH-Project, William Hartanto mengatakan, dari sisi tren, saham MORA nampak memasuki tren melemah. Dia mengingatkan yang harus diwaspadai investor sebelum masuk saham MORA adalah potensi profit taking karena kenaikannya sudah signifikan. 


William merekomendasikan wait and see saham MORA karena saham MORA masih melemah.

Baca Juga: Efek Merger dengan MyRepublic Mulai Terasa, Saham MORA Naik 46,82% Sebulan

“(saham) MORA memiliki support pada level Rp 8.900,” ucap William kepada Kontan, Selasa (23/12/2025).  

Seperti diketahui,  PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) bersama PT Eka Mas Republik (MyRepublic Indonesia), entitas usaha milik PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), mengumumkan tercapainya kesepakatan definitif untuk melaksanakan penggabungan usaha atau merger.

Proses merger tersebut ditargetkan rampung pada semester I-2026. Setelah aksi korporasi ini efektif, MORA akan menjadi entitas yang bertahan dan selanjutnya berganti nama menjadi PT Ekamas Mora Republik Tbk. DSSA akan berperan sebagai pemegang saham pengendali PT Ekamas Mora Republik Tbk melalui kepemilikan tidak langsung.

Presiden Direktur PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) Krisnan Cahya menjelaskan, merger ini merupakan salah satu langkah strategis untuk memajukan agenda transformasi digital di Indonesia.

Baca Juga: Mora Telematika (MORA) Berencana Merger dengan Entitas Sinarmas, Ini Detailnya

Langkah ini menjadi tonggak penting dalam pengembangan industri telekomunikasi nasional sekaligus memperkuat ekosistem digital Indonesia.

“Untuk itu, saya percaya merger ini merupakan langkah untuk mendukung agenda digital Indonesia dalam percepatan dan pemerataan ekosistem digital di tanah air," kata Krisnan dalam keterangannya, Kamis (18/12/2025).

Selanjutnya: Pemerintah Targetkan Penyaluran Rumah Subsidi 285.000,Total Rp 37,1 Triliun pada 2026

Menarik Dibaca: 12 Menu Ayam untuk Diet agar Berat Badan Turun, Mau Coba?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News