Saham Naik, Imbal Hasil AS Turun Setelah Data Penjualan Ritel



KONTAN.CO.ID -  NEW YORK. Indeks saham global menguat untuk sesi kedua berturut-turut pada hari Selasa, sementara imbal hasil Treasury AS turun setelah laporan belanja konsumen yang lebih lemah dari perkiraan.

Para investor juga mencerna komentar dari beberapa pejabat Federal Reserve mengenai suku bunga.

Penjualan ritel AS hanya naik 0,1% pada bulan lalu, setelah mengalami penurunan sebesar 0,2% pada bulan April, menurut laporan Departemen Perdagangan AS. 


Angka ini lebih rendah dari ekspektasi ekonom yang disurvei oleh Reuters, yang memperkirakan kenaikan sebesar 0,3%. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi melambat karena kenaikan suku bunga berdampak pada pola belanja konsumen.

Baca Juga: Mayoritas Harga Komoditas Logam Turun, Begini Nasib Saham Emitem Emas Hingga Tembaga

“Data yang lebih lemah dari perkiraan menunjukkan bahwa konsumen masih mengalami kesulitan dan ekonomi bergerak maju dengan laju yang lebih lambat,” kata Robert Pavlik, manajer portofolio senior di Dakota Wealth Management, Fairfield, Connecticut. 

"The Fed mungkin perlu mempertimbangkan untuk menurunkan suku bunga lebih cepat, mungkin sebelum akhir tahun ini."

Ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve dapat menurunkan suku bunga pada pertemuan bulan September meningkat, dengan peluang 67,7% untuk penurunan setidaknya 25 basis poin, naik dari 61,5% pada hari Senin.

Data lain menunjukkan bahwa inventaris bisnis AS pulih pada bulan April, meningkat sebesar 0,3% setelah turun 0,1% pada bulan Maret.

Di Wall Street, saham-saham AS ditutup lebih tinggi. S&P 500 dan Nasdaq mencapai rekor baru berkat kinerja Nvidia. Dow Jones Industrial Average naik 56,76 poin (0,15%) menjadi 38.834,86, S&P 500 naik 13,80 poin (0,25%) menjadi 5.487,03, dan Nasdaq Composite naik 5,21 poin (0,03%) menjadi 17.862,23. Pasar AS akan tutup pada hari Rabu untuk libur bulan Juni.

Baca Juga: Tiga Saham Lolos, SOLA Justru Masuk ke Papan Pemantauan Khusus

Indeks saham MSCI di seluruh dunia naik 3,73 poin (0,47%) menjadi 804,10, mendekati rekor intraday 804,52 yang dicapai pada 12 Juni.

Presiden Federal Reserve Bank New York, John Williams, menyatakan bahwa suku bunga akan turun secara bertahap seiring berjalannya waktu, namun tidak memberikan kepastian kapan bank sentral AS akan mulai melonggarkan kebijakan moneternya. 

Presiden Fed Richmond, Thomas Barkin, mengatakan bahwa ia perlu melihat data lebih lanjut sebelum mempertimbangkan penurunan suku bunga. Gubernur Fed, Adriana Kugler, juga memperingatkan agar tidak terlalu cepat menurunkan suku bunga untuk menjaga kemajuan yang telah dicapai.

Editor: Noverius Laoli