Saham operator kompak melorot setelah naik tinggi, begini prospeknya ke depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham emiten operator telekomunikasi kompak melorot pada perdagangan Kamis (12/11). PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) mencatatkan koreksi paling dalam, yakni 5,80% ke level Rp 65 per saham.

Disusul PT XL Axiata Tbk (EXCL) yang turun 2,14% menjadi Rp 2.290, PT Indosat Tbk (ISAT) -1,38% ke Rp 2.150, dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) -1,30% ke posisi Rp 3.040 per saham.

Padahal, pada perdagangan Rabu (11/11), keempat saham ini kompak naik. FREN melesat 9,52%, TLKM meningkat 7,69%, EXCL tumbuh 6,85%, dan ISAT naik 4,31%.


Analis Henan Putihrai Sekuritas Muhammad As'ad menilai, pergerakan yang terjadi pada saham operator telekomunikasi didorong oleh sentimen arus masuk dan arus kelaur dana asing. 

Baca Juga: Rekomendasi analis untuk saham yang masuk dan keluar pasca rebalancing indeks MSCI

Memang, pada Kamis (12/11), investor asing membukukan net sell pada FREN, EXCL, dan TLKM dengan nilai masing-masing di seluruh pasar sebesar Rp 144,33 miliar, Rp 1,68 miliar, dan Rp 85,64 miliar.

Kemudian, dari segi kinerja, As'ad memprediksi, performa tahun ini tidak bisa tumbuh lebih baik dibanding tahun 2019. Menurut dia, kinerja operator telekomunikasi masih cukup konservatif karena daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih akibat pandemi Covid-19.

"Meskipun begitu, hal ini kami pastikan tidak akan terlalu berdampak pada ekspansi jaringan untuk memperluas coverage area," tutur As'ad saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (12/11).

Untuk ke depannya, ia memprediksi, saham-saham telekomunikasi memiliki potensial upside yang cukup besar pada 2021. Hal ini didorong oleh adanya kebiasaan baru akibat pandemi Covid-19 yang membutuhkan akses  internet yang lebih besar.

Ia merekomendasikan beli TLKM dengan target harga Rp 3.700 per saham dan EXCL Rp 3.200 per saham. As'ad mengimbau investor yang tertarik membeli dua saham tersebut untuk memperhatikan area support-nya supaya bisa mendapatkan harga beli yang lebih murah. Pasalnya secara historis, IHSG cenderung turun pada bulan November.

Selanjutnya: Meski IHSG sudah naik tinggi, tapi saham-saham LQ45 ini masih layak koleksi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi