Saham pendatang baru banyak yang bergerak signifikan, begini saran analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terdapat tujuh perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang 2021. Ketujuh perusahaan tersebut adalah PT FAP AGRI Tbk (FAPA), PT DCI Indonesia Tbk (DCII), PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS), PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk (BANK), PT Damai Sejahtera Abadi Tbk (UFOE), PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU), dan PT Indointernet Tbk (EDGE).

Kontan.co.id mencatat, saham-saham tersebut bergerak cukup signifikan sejak pertama kali tercatat di BEI. Saham DCII misalnya, pada saat IPO pada 7 Januari 2021, harga sahamnya masih di harga Rp 525. Per Kamis (11/2), saham DCII sudah naik ratusan persen dan bertengger di level Rp 12.225 per saham.

Pun begitu dengan saham DGNS, yang saat listing perdana harga sahamnya masih di level Rp 270 dan kini sudah berada di level Rp 655 per saham. Saham BANK hingga EDGE pun masih memberi imbal positif sejak melakukan initial public offering (IPO).


Baca Juga: ANTM Mengantongi Dua IUPK Tambang Nikel Eks INCO

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, saham-saham perusahaan yang baru menggelar IPO tentu saja bisa menjadi pilihan. Namun menurut dia, di saat seperti ini, dengan histori grafik pergerakan dan chart yang masih baru, akan menjadi sulit untuk membaca arah pergerakannya.

William menilai, untuk saham IPO yang sudah mengalami kenaikan, risikonya akan naik dan rawan untuk mengalami penurunan. Sedangkan untuk saham yang sedang menurun perlu ditunggu masa jenuhnya. “Itu bisa terlihat pada chart, saat candlestick membentuk trend sideways, berarti saham tersebut sudah jenuh jual,” terang William kepada Kontan.co.id, Minggu (14/2).

William menekankan, frekuensi dan volume perdagangan saham pendatang baru harus selalu diperhatikan oleh pelaku pasar. Karena dari sana bisa terlihat apakah pelaku pasar lainnya masih menaruh minat pada saham-saham tersebut atau tidak.

Selanjutnya: Menghilang selama 3 bulan, ternyata ini yang dilakukan Jack Ma

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli