JAKARTA. Kelesuan ekonomi turut menahan laju harga saham pendatang baru di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sepanjang tahun ini, ada tujuh emiten baru yang tercatat di BEI. Sayangnya, mayoritas kinerja saham anyar itu flat, mengekor penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) belakangan ini. Saham PP Properti (PPRO) misalnya, saat ini diperdagangkan Rp 180 per saham. Angka itu berada di bawah harga initial public offering (IPO) senilai Rp 185 per saham. Adapun saham Bank Yudha Bhakti (BBYB) di Rp 87 per saham atau di bawah harga IPO Rp 115 per saham. Gerak saham anak usaha Grup Sinarmas, Puradelta Lestari (DMAS) juga tak terlalu istimewa. DMAS saat ini di level harga Rp 218, tak banyak bergerak dari harga IPO senilai Rp 210 per saham. Cuma Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA), saham pendatang baru yang sudah mencatat kenaikan harga yang tinggi.
Saham pendatang baru terseret kelesuan ekonomi
JAKARTA. Kelesuan ekonomi turut menahan laju harga saham pendatang baru di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sepanjang tahun ini, ada tujuh emiten baru yang tercatat di BEI. Sayangnya, mayoritas kinerja saham anyar itu flat, mengekor penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) belakangan ini. Saham PP Properti (PPRO) misalnya, saat ini diperdagangkan Rp 180 per saham. Angka itu berada di bawah harga initial public offering (IPO) senilai Rp 185 per saham. Adapun saham Bank Yudha Bhakti (BBYB) di Rp 87 per saham atau di bawah harga IPO Rp 115 per saham. Gerak saham anak usaha Grup Sinarmas, Puradelta Lestari (DMAS) juga tak terlalu istimewa. DMAS saat ini di level harga Rp 218, tak banyak bergerak dari harga IPO senilai Rp 210 per saham. Cuma Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA), saham pendatang baru yang sudah mencatat kenaikan harga yang tinggi.