Saham perbankan dan pertambangan banyak diburu asing sejak awal tahun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asing mencatat beli bersih sebesar Rp 196,97 miliar di seluruh pasar pada Jumat (17/1). Sementara secara year to date, investor asing sudah melakukan beli bersih atau net buy dengan nilai Rp 2,71 triliun.

Analis Binaartha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, investor asing masuk bursa saham Indonesia lantaran adanya kesepakatan dagang fase satu antara Amerika Serikat (AS) dan China. Selain itu, sambungnya, pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang mencapai 6,1% masih sesuai prediksi pasar.

RUU Omnibus Law dinilai menjadi salah satu katalis positif yang membuat investor asing masuk. Kemudahan investasi akan membuka palung dana asing masuk lebih besar ke Indonesia.


Baca Juga: Investor asing cetak net buy Rp 2,71 triliun di tengah penurunan IHSG

Adapun pada hari ini Jumat (17/1), Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menjadi saham yang paling diburu asing dengan total nilai Rp 425,99 miliar. Selain BBRI, beberapa saham perbankan yang masuk list saham paling diburu asing ada Bank Permata (BNLI), lalu ada Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah (BTPS), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Tabungan Negara (BBTN).

Nafan merekomendasikan investor untuk akumulasi beli saham BBNI dengan estimasi target harga jangka panjang di level Rp 9.325. Kemudian dia juga menyarankan investor untuk akumulasi beli BBRI dengan target harga jangka pendek maupun panjang secara bertahap di level Rp 4.520 dan Rp 5.125.

Baca Juga: IHSG menguat dalam sepekan, ini sebabnya

Selain sektor perbankan, sektor pertambangan juga masuk daftar saham-saham yang dibeli asing. Seperti United Tractors (UNTR), lalu Adaro Energy (ADRO), Indo Tambangraya Megah (ITMG).

Nafan bilang, saham UNTR menjadi salah satu yang banyak diburu asing lantaran kenaikan harga batubara beberapa waktu terakhir. “Kenaikan harga batubara ditopang oleh membaiknya hubungan dagang antara AS dan Tiongkok,” kata Nafan, Jumat (17/1).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati