Saham Perbankan dan Pertambangan Memimpin Penguatan Bursa Australia Selasa (29/10)



KONTAN.CO.ID - Saham-saham Australia naik untuk sesi ketiga berturut-turut pada Selasa (29/10), dipimpin oleh sektor perbankan dan pertambangan serta mengikuti tren positif dari Wall Street.

Sementara investor menunggu data inflasi domestik yang akan dirilis pada Rabu.

Indeks S&P/ASX 200 naik 0,3% dan ditutup pada 8.249,2 poin. Pada hari sebelumnya, indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing naik sekitar 0,2%.


Baca Juga: Bursa Australia Bergerak Naik Selasa (29/10), Terdorong Saham Perbankan dan Properti

“Investor Australia pagi ini melihat kenaikan pada tiga indeks utama AS semalam, yang memberi lampu hijau bagi ASX200 untuk bergerak naik,” ujar Tim Waterer, kepala analis pasar di KCM Trade.

Saham-saham teknologi naik 0,7%, menandai kenaikan untuk hari ketiga berturut-turut, seiring pergerakan saham teknologi di Wall Street.

Saham-saham keuangan yang berpengaruh berat juga menguat 0,5%, dipimpin oleh kenaikan 0,9% saham Commonwealth Bank of Australia.

Indeks pertambangan naik 0,5%, dengan Rio Tinto memimpin kenaikan sebesar 0,8%.

Sementara itu, saham-saham emas menguat 1,9% karena harga emas mendekati rekor tertinggi, didukung oleh ketidakpastian terkait pemilihan presiden AS pada 5 November mendatang.

Baca Juga: Bursa Asia Dibuka Bervariasi Selasa (29/10), Meski Wall St Ditutup Naik Semalam

Namun, saham energi melemah 0,7% seiring harga minyak yang tidak banyak berubah dari posisi terendah pada Senin akibat meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

Data inflasi domestik yang akan dirilis pada Rabu akan menjadi perhatian utama untuk menentukan langkah suku bunga Reserve Bank of Australia (RBA).

“Indeks Harga Konsumen (CPI) utama diperkirakan akan menurun, meskipun RBA kemungkinan akan lebih memperhatikan angka CPI rata-rata,” kata Waterer.

“Perkiraan penurunan signifikan pada data CPI hari Rabu diperlukan untuk memajukan pemotongan suku bunga oleh RBA pada akhir tahun ini.”

Suku bunga di Australia tetap berada di level tertinggi dalam 12 tahun terakhir sebesar 4,35% sejak November 2023 untuk mengendalikan inflasi yang membandel.

Baca Juga: IHSG Turun 0,21% pada Sesi I Selasa (29/10), Top Losers : BBNI, ASII, dan BRIS

Investor juga menanti data ketenagakerjaan AS yang akan dirilis akhir pekan ini sebagai petunjuk lebih lanjut terkait kemungkinan pemotongan suku bunga di AS.

Di sisi lain, indeks acuan S&P/NZX 50 Selandia Baru naik 0,1% dan ditutup pada 12.783,36 poin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto