KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa saham bank digital tampak melanjutkan tren penguatan, setidaknya selama sepekan terakhir. Analis mengungkapkan bahwa kenaikan tersebut didongkrak sentimen suku bunga yang diproyeksikan sudah dalam batas tertingginya. Di awal pekan ini, kenaikan harga saham bank digital masih terjadi hingga perdagangan sesi pertama. Saham-saham bank digital yang naik di sesi tersebut, antara lain PT Bank Neo Commerce Tbk (
BBYB), PT Bank Jago Tbk (
ARTO), dan PT Allo Bank Indonesia Tbk (
BBHI). Adapun, BBYB tercatat yang mengalami pertumbuhan tertinggi di awal pekan ini dengan mencapai 16% menjadi Rp 406 per saham. Selama sepekan terakhir, sahamnya telah meroket hingga 50%.
Baca Juga: Bank BJB Siapkan IPO BJB Syariah Tahun Depan Sementara itu, ARTO tercatat juga mengalami kenaikan 4,21% menjadi Rp 3.220 per saham. Sepekan terakhir, sahamnya sudah naik hingga 38,89% dengan pertumbuhan paling tinggi kamis (23/11) yang dalam sehari meroket hingga 24,89%. BBHI menjadi yang pertumbuhannya paling kecil di antara dua saham bank digital sebelumnya dengan naik 3,85% di sesi pertama. Pertumbuhan selama sepekan terakhir pun mencapai 18,75%. Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menilai saham bank digital ini dapat sentimen positif atau pendorongan dari persepsi pasar terkait tingkat suku bunga baik itu The Fed atau Bank Indonesia (BI) yang sudah mencapai puncak. Selain itu, ARTO juga dapat sentimen positif dari GOTO karena ada partnership. Di mana, GOTO dapat positif sentimen dari rumor kolaborasi dengan Tiktok Shop yang menyebabkan kenaikan saham GOTO. Hanya saja, ia menilai hal tersebut tidak bisa mendorong kenaikan sahamnya terus menurus kenaikan harga ini terjadi juga karena teknikal rebound. Mengingat, sahamnya sudah turun cukup kencang sejak beberapa bulan. Ia juga menyebutkan BBHI dan ARTO sudah menyentuh resistance level yang cukup kuat dan itu terlihat dari shadow candlesticknya yang cukup tinggi. Oleh karenanya, ia mengindikasi harga susah menembus level dan ada potensi koreksi harga lagi. “Valuasi nya jauh lebih tinggi intinya maupun untuk ARTO atau BBHI dan BBYB masih rugi jadi jelas itu emiten dengan fundamental yang buruk,” ujarnya. Memang, ia menyadari ARTO dan BBHI terlihat memiliki fundamentals nya bagus saat ini dan ini terlihat dari kenaikan laba yang cukup tinggi secara tahunan. Namun, ada keraguan dari para investor untuk beli saham tersebut untuk jangka panjang. “Sell menurut saya karena harganya akan koreksi lagi dalam waktu jangka pendek dan traders akan melakukan aksi profit taking,” ujarnya. Sependapat, Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta menilai salah satu sentimen yang saat ini mendukung kinerja saham bank, terkhusus bank digital adalah kemungkinan The Fed tidak akan melanjutkan kebijakan menaikkan suku bunga kembali. Selain itu, ia menilai pertumbuhan daya beli masyarakat juga semakin baik dengan pembelian di e-commerce juga tinggi. Mengingat, bank-bank digital ini banyak memiliki ekosistem di e-commerce tersebut.
Baca Juga: Bank Jago (ARTO) Jadi Top Gainers Hari Ini, Efek Kabar TikTok ke GOTO “Kan bank digital ini punya afiliasinya sendiri-sendiri ya, misal ARTO dengan GOTO,” ujar Nafan.
Di sisi lain, ia melihat pertumbuhan kinerja keuangan bank-bank digital ini mulai membaik. Sebagai informasi, laba ARTO naik 23,9% di September 2023 menjadi Rp 50,29 miliar dan laba BBHI naik 62.1% menjadi Rp 338,8 miliar. Hanya saja, ia bilang saham-saham bank digital ini masih memiliki valuasi yang cukup tinggi jika untuk dikoleksi. Oleh karenanya, ia merekomendasi saham-saham bank digital tersebut untuk hold. “BBHI di target harga Rp 1.645, BBYB di target harga Rp 420, dan ARTO di target harga Rp 3.520,” ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi