Saham Perbankan Konsisten Loyo, Ini Kata OJK



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam sebulan terakhir, koreksi kian membayangi pergerakan saham-saham perbankan, terlebih bank-bank big caps. Alih-alih mengalami rebound, saham perbankan justru konsisten dalam tren yang menurun.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae berpandangan bahwa pergerakan harga saham merupakan dinamika pasar yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti permintaan dan penawaran, makro ekonomi, maupun pengaruh dari situasi global. 

Menurutnya, pergerakan harga saham di bursa dapat terjadi pada berbagai sektor usaha. Tak terkecuali bagi sektor keuangan yang harga sahamnya bisa mengalami naik maupun turun.


Baca Juga: Beralih dari Bank Muamalat, BTN Dikabarkan Sedang Due Diligence Bank Victoria Syariah

“Sehingga dinamika yang ada dipandang sebagai hal yang lumrah dan sejalan dengan mekanisme pasar yang ada,” ujar Dian.

Dari sisi fundamental, Dian melihat industri perbankan pada April 2024 tetap kuat, resilien dan stabil. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan kredit yang tercatat sebesar 13,09% (YoY) menjadi Rp 7.311 triliun.

Tak hanya itu, ia menyebutkan secara agregat, NPL perbankan menunjukkan penurunan secara gradual pasca pandemi. Meskipun, jika dilihat ada kenaikan rasio NPL gross perbankan per April 2024 sebesar 2,33%, pada Maret 2024, NPL gross ada di level 2,25%

Dalam pengawasan yang dilakukan, Dian pun menegaskan OJK senantiasa mendorong Bank untuk senantiasa menerapkan prinsip kehati-hatian dalam operasional kegiatan usahanya. Tak hanya itu, ia bilang OJK juga  melakukan evaluasi berkala terhadap rasio-rasio prudensial yang menjadi fondasi penting dalam menilai kondisi sebuah bank. 

“Rasio-rasio prudensial seperti NPL dan CAR merupakan indikator penting yang menentukan langkah pengawasan,” ujarnya.

Dalam sebulan terakhir, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menjadi bank big caps dengan penurunan harga saham paling dalam. Hingga akhir pekan lalu, BBNI tercatat telah terkoreksi sekitar 14,23% dalam kurun waktu sebulan menjadi Rp 4.310 per saham.

Baca Juga: BI Catat Aliran Modal Asing Masuk Capai Rp 8,91 Triliun di Pekan Kedua Juni 2024

Menyusul, ada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang tercatat telah terkoreksi hingga 13,28% dalam sebulan terakhir menjadi Rp 4.180 per saham. Namun, jika dilihat sejak awal tahun, bank yang dekat dengan wong cilik ini memiliki koreksi paling dalam jika dibandingkan bank big caps lainnya sebesar 26.99%.

Selanjutnya, ada PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang dalam kurun waktu sebulan terakhir telah terkoreksi 9,8% menjadi Rp 5.750 per saham. Sementara, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tercatat turun paling mini harga sahamnya sekitar 3,16% menjadi Rp 9.200 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi
TAG: