KONTAN.CO.ID - TOKYO. Langkah SoftBank Group Corp melepas saham ke publik dari unit bisnis telekomunikasi mendapat hasil yang menggembirakan. Target pemesanan dari investor ritel berhasil melebihi ekspektasi. SoftBank berhasil mengantongi pemesanan senilai ¥ 2,4 triliun atau setara US$ 21 miliar dari investor individu. Seperti dilansir Bloomberg, sebelumnya pemimpin dari penjamin emisi saham perdana SoftBank memasang target penjualan saham sebesar ¥ 2 triliun kepada investor ritel dengan indikasi harga sebesar ¥ 1.500. Saham SoftBank pun meningkat 3,9% menjadi ¥ 9.597, atau mencapai harga intraday tertinggi dalam sebulan terakhir. Di sisi lain saham persaing mereka NTT Docomo Inc. dan KDDI Corp justru berjatuhan. SoftBank akan mengumumkan kisaran harga untuk penawaran saham perdana pada hari Jumat, setelah menyiapkan berbagai syarat dalam rencana IPO unit bisnis telekomunikasi nirkabel milik perusahaan. Kekuatan merek dari kuat emiten tersebut, ditambah pembayaran dividen tinggi dan rencana untuk memecah saham agar makin likuid dinilai membantu menggenjot permintaan dari investor.
Saham perdana SoftBank diburu investor ritel
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Langkah SoftBank Group Corp melepas saham ke publik dari unit bisnis telekomunikasi mendapat hasil yang menggembirakan. Target pemesanan dari investor ritel berhasil melebihi ekspektasi. SoftBank berhasil mengantongi pemesanan senilai ¥ 2,4 triliun atau setara US$ 21 miliar dari investor individu. Seperti dilansir Bloomberg, sebelumnya pemimpin dari penjamin emisi saham perdana SoftBank memasang target penjualan saham sebesar ¥ 2 triliun kepada investor ritel dengan indikasi harga sebesar ¥ 1.500. Saham SoftBank pun meningkat 3,9% menjadi ¥ 9.597, atau mencapai harga intraday tertinggi dalam sebulan terakhir. Di sisi lain saham persaing mereka NTT Docomo Inc. dan KDDI Corp justru berjatuhan. SoftBank akan mengumumkan kisaran harga untuk penawaran saham perdana pada hari Jumat, setelah menyiapkan berbagai syarat dalam rencana IPO unit bisnis telekomunikasi nirkabel milik perusahaan. Kekuatan merek dari kuat emiten tersebut, ditambah pembayaran dividen tinggi dan rencana untuk memecah saham agar makin likuid dinilai membantu menggenjot permintaan dari investor.