Saham perusahaan batubara terbesar RI itu kandas



JAKARTA. Aksi jual besar-besaran melanda saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Hari ini, harga saham perusahaan tambang terbesar di Indonesia itu terjun 12,36% ke level terendahnya Rp 780 per saham.

Melihat jebloknya harga BUMI sekarang, masa keemasan BUMI beberapa tahun silam terasa makin jauh di belakang. Jika Anda masih ingat, BUMI pernah mencatat kenaikan harga spektakuler hingga mencapai Rp 8.550 di akhir tahun 2008.

BUMI tergelincir oleh kinerja keuangannya yang buruk di semester I lalu. Rugu bersihnya tercatat senilai US$ 322,06 juta. Padahal, di semester I 2011, emiten Grup Bakrie ini mencetak laba bersih US$ 231,68 juta.


Para analis memperkirakan penurunan harga saham BUMI belum mencapai dasarnya.

Analis MNC Securities Edwin Sebayang memperkirakan support yang akan ditembus BUMI adalah Rp 770. Ini merupakan level support ketiganya. Selama setengah hari ini, harga saham BUMI sudah menjebol dua kali level support.

Managing Partner Investa Sarana Mandiri Kiswoyo Adi Joe memprediksi sampai akhir bulan Agustus ini, harga saham BUMI bisa menembus ke level Rp 700. "Posisi laba per saham (EPS) BUMI -150 dengan price earning ratio (P/E) sebesar -5.18," hitung Kiswoyo.

Angka-angka fundamental BUMI mengkhawatirkan Dari sisi kemampuan membidik keuntungan, return on equity (ROE) BUMI menjadi -68%. "Artinya perlu kinerja yang sangat berat agar BUMI meraih untung atas ekspansinya,' jelasnya. Debt equity ratio (DER) BUMI juga mencapai 13 kali yang berarti utang BUMI sudah 13 kali lipat dari modalnya. "Sulit bagi saham BUMI untuk rebound lagi. Satu-satunya rekomendasi untuk BUMI adalah jual atau sell," tegas Kiswoyo. Selain kinerja fundamental yang memburuk, sektor pertambangan batubara belakangan makin tersendat. Ekonomi negara konsumen terbesar batubara dunia yaitu China sedang melambat. "Harga saham-saham batubara akan sulit menembus harga tertinggi mengingat harga jual batubara masih di bawah US$ 90,” tutur Kiswoyo.

Masih adakah saham batubara yang layak dilirik?

Berdasarkan analisa makro, fundamental dan pemetaan sektoral, Kiswoyo melihat ada tiga saham batubara yang masih boleh dipegang investor yaitu ITMG, PTBA dan HRUM.

Alasan dia, ketiga perusahaan itu masih memiliki margin bersih yang paling baik karena kinerja yang efisien. Saat ini, margin bersih PTBA sebesar 26%, ITMG 22% dan HRUM 18%. Karenanya, ia meyakini ketiga saham inilah yang akan pulih lebih cepat dibandingkan saham batubara lainnya.

"Ketiga saham tersebut diprediksi akan memimpin sektor batubara seiring datangnya musim dingin di China dan Amerika yang akan datang akhir September. Saat itu, akan banyak pembangkit listrik yang menggunakan batubara di tengah bekunya air sungai," jelas Kiswoyo.

Ia merekomendasikan investor menahan (hold) ITMG untuk jangka panjang dengan target harga ke Rp 41.000. Rekomendasi tahan juga berlaku untuk PTBA dan HRUM dengan target harga masing-masing Rp 17.000 dan Rp 7.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: