Saham properti & konstruksi berpotensi outperform



KONTAN.CO.ID - Mendekati akhir 2017, beberapa sektor saham menunjukkan peforma yang masih di bawah rata-rata performa industri atau pasar (underperform). Salah satunya sektor konstruksi. Meski demikian, masih ada potensi berbalik arah pada tahun depan.

Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan mengatakan, saat ini, saham sektor konstruksi berada pada posisi underperform. Secara year to date (ytd), sektor properti, real estate dan konstruksi bangunan masih menunjukkan performa negatif, dengan angka -2,88%.

Adapun saat ini, menurut Alfred, isu terberat yang membebani performa saham sektor konstruksi adalah faktor pendanaan. Ia menyebut PT Wakita Karya Tbk (WSKT) sebagai contoh memiliki proyek yang besar, tapi pendanaannya masih cukup minim.


“Pasar yang sedikit detail melihat laporan keuangannya, cashflow untuk operation juga masih banyak yang minus,” papar Alfred, Senin (25/9).

Meski demikian, Alfred optimistis performa saham emiten konstruksi pada 2018 mendatang bisa berbalik arah. Ia yakin saham konstruksi bisa menjadi salah satu sektor yang menorehkan kinerja di atas rata-rata industri alias outperform.

Adpaun faktor pendorongnya, menurut Alfred, isu pendanaan yang mulai membaik. Hal ini salah satunya tercermin dari upaya Bank Indonesia (BI) untuk kembali menurunkan suku bunga acuan menjadi 4,25%.

Alfred menyebut, saat ini, skema Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA) sudah mulai digodok. Beberapa perusahaan konstruksi BUMN juga mulai menjadi inisiator untuk melakukan sekuritisasi aset. Belum lagi menurutnya anggaran infrastruktur pemerintah terus ditambah.

“Kita melihat semuanya jadi buy untuk konstruksi,” ujar Alfred.

Jika diminta memilih, Alfred menyebut WSKT sebagai saham favorit. Ia merekomendasikan beli saham WSKT dengan target harga Rp 3.290, PER 2017 sebanyak 14 kali, dan EPS 2017 di angka 235.

Senada, Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menilai, saham emiten properti dan konstruksi juga berpotensi outperform pada 2018. Selain karena tren bunga rendah, tahun depan, sektor properti diprediksi akan bangkit dari tidur panjang.

“Properti booming di tahun 2013. Tapi dari 2014 hingga 2017 teredam. Kami prediksikan 2018-2019 properti mulai jalan,” ujar Hans.

Di sektor Konstruksi, Hans menyebut beberapa saham yang menarik yakni PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT PP Tbk (PTPP), dan PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON).

Sementara, di sektor properti, ia menilai saham yang menarik, yaitu PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini