KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kamis (5/9), saham PTRO (PT Petrosea Tbk) ditutup memerah. Ketika bursa menutup hari perdagangan, saham PTRO berada di harga Rp 1.390 per saham. Dibandingkan dengan harga sebelumnya, Rp 1.405, berarti harga saham PTRO turun 1,07%. Pada awal perdagangan, saham PTRO dibuka sama dengan harga penutupan sebelumnya, tepatnya Rp 1.405 per saham. Sempat menyentuh harga tertinggi Rp 1.440 dan harga terendah Rp 1.385, saham PTRO ditutup turun Rp 15 dalam sehari.
Baca Juga: Semester I 2019, Petrosea (PTRO) catat volume OB 58,32 juta BCM Pada saat penutupan, harga permintaan (
bid) tertinggi Rp 1.390 per saham. Di lain sisi, harga penawaran (
offer) terendah di Rp 1.400 per saham. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, total nilai transaksi saham PTRO mencapai Rp 0,30 miliar. Adapun total volume saham yang ditransaksikan mencapai 2.449 lot. Dari sisi kinerja, sepanjang semester I 2019, PTRO menorehkan kenaikan pendapatan 15,61%
year on year menjadi US$ 237,97 juta. Sedang laba yang bisa diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 7,26% menjadi US$7,98 juta. Direktur Utama PTRO Hanifa Indradjaya mengungkapkan, pencapaian ini merupakan hasil dari kenaikan volume operasional dari lini bisnis kontrak pertambangan serta peningkatan aktivitas di bisnis
port logistics operation melalui POSB Sorong dan Kuala Pelabuhan Indonesia.
Baca Juga: Semester I-2019, pendapatan Petrosea (PTRO) naik 15,61% Walaupun menghadapi kondisi pasar batubara yang terus menantang serta cuaca yang kurang menguntungkan, PTRO berkomitmen untuk tetap mengoptimalkan utilisasi aset serta mengimplementasikan berbagai inisiatif
continuous improvement. “Salah satu inisiatif paling strategis adalah transformasi digital kegiatan operasional tambang,” kata Hanifa dalam pernyataan tertulis beberapa waktu lalu. Ke depan, PTRO bakal meneruskan pengembangan bisnis Pusat Logistik Berikat (PLB), serta menyediakan
port operations and services untuk Freeport Indonesia melalui Kuala Pelabuhan Indonesia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: S.S. Kurniawan