KONTAN.CO.ID - LONDON. Saham Rolls-Royce melonjak 15% ke level tertinggi sepanjang sejarah pada Kamis (27/2) setelah perusahaan meningkatkan target jangka menengahnya. Keputusan ini mencerminkan keyakinan Rolls-Royce terhadap pertumbuhan laba di masa depan, yang didukung oleh peningkatan efisiensi mesin dan pemangkasan biaya yang melampaui ekspektasi pasar. Baca Juga: Rolls Royce Menangkan Kontrak Kapal Selam Nuklir Inggris, Nilainya US$ 11 Miliar
Peningkatan target ini menunjukkan kemajuan Rolls-Royce dalam dua tahun terakhir sejak Tufan Erginbilgic, mantan eksekutif BP, mengambil alih posisi CEO. Saat pertama kali menjabat, Erginbilgic menggambarkan Rolls-Royce sebagai "platform yang terbakar" yang membutuhkan transformasi mendasar. Saham Rolls-Royce melonjak hingga 726 pence, mencapai rekor tertinggi sepanjang masa. Dalam laporan keuangan terbarunya, Rolls-Royce juga mengumumkan dividen sebesar 6 pence per saham, setelah sebelumnya menyatakan rencana pemulihan dividen pada Agustus lalu setelah jeda lima tahun akibat pandemi. Selain itu, perusahaan meluncurkan program pembelian kembali saham senilai 1 miliar pound (US$1,27 miliar). Baca Juga: Rolls-Royce Spectre: Mobil Listrik Berkelas dengan Sentuhan Kemewahan Tak Tertandingi Citi menilai laporan keuangan ini sebagai "sangat kuat", sementara Richard Hunter dari Interactive Investor mengatakan bahwa program pembelian kembali saham yang tidak terduga ini "menyalakan api di bawah harga saham". "Keberhasilan kami pada 2024 membangun kemajuan tahun sebelumnya, saat kami mentransformasi Rolls-Royce menjadi bisnis yang berkinerja tinggi, kompetitif, tangguh, dan terus berkembang," kata Erginbilgic dalam pernyataannya. Sebagai pemasok eksklusif mesin pesawat Airbus untuk pesawat berbadan lebar serta pemasok mesin Boeing 787, Rolls-Royce mencatat peningkatan laba berkat penghematan biaya, peningkatan daya tahan mesin sebelum perawatan, dan perbaikan kontrak bisnis. Perusahaan yang juga memproduksi mesin kapal, kapal selam, dan sistem pembangkit listrik ini mengatakan bahwa pihaknya akan mencapai target jangka menengah lebih awal dari yang direncanakan, yaitu pada tahun ini, dua tahun lebih cepat dari jadwal. Rolls-Royce kini menargetkan laba operasi mendasar sebesar 3,6 miliar hingga 3,9 miliar pound untuk jangka menengah. Baca Juga: Mercedes, Porsche, Bahkan Rolls-Royce Mulai Terusik Mobil Listrik Produksi China