KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Saham-saham Asia melonjak ke level tertinggi dalam dua bulan pada hari Rabu sebagai antisipasi stimulus di China dan diakhirinya kenaikan suku bunga di Amerika Serikat. Sementara dolar AS menahan kerugian besar yang diderita akibat laporan inflasi AS yang tidak terlalu tinggi. Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 2,3% pada pertengahan sesi di Hong Kong, mencapai level tertinggi sejak pertengahan September dan berada di jalur kenaikan harian terbesar sejak Januari.
Hang Seng naik hampir 3%, menembus di atas rata-rata pergerakan 50 hari, sementara Nikkei Jepang naik 2,3%. Baca Juga: Bursa Asia Menguat Pada Rabu (15/11) Pagi, Mengekor Kenaikan Wall Street Pasar obligasi mulai dari Australia hingga Korea Selatan mencatat kenaikan terkuatnya sejak bulan Maret, meskipun kenaikan pada Treasury dan ekuitas berjangka AS dan Eropa mulai mereda dan perdagangan tetap stabil. Harga konsumen utama AS datar pada bulan Oktober, bertentangan dengan ekspektasi kenaikan 0,1%, data menunjukkan pada hari Selasa. CPI Inti, sebesar 0,2%, juga berada di bawah perkiraan 0,3%. "Saya pikir angka CPI baru saja mendorong orang terakhir untuk menutup kekurangan mereka," kata Naka Matsuzawa, kepala strategi makro Nomura kepada Reuters. Dia melihat proses yang lebih rumit ke depan, di mana kegembiraan pasar saham pada akhirnya bertabrakan dengan ekspektasi pasar obligasi bahwa perlambatan ekonomi akan mendorong penurunan suku bunga. “Pasar obligasi mungkin lebih rentan dibandingkan ekuitas,” katanya. Baca Juga: Jelang Window Dressing, Analis Rekomendasi Beli Saham Blue Chip BUMN Ini Semalam, Nasdaq melonjak 2,4% dan indeks saham kecil Russell 2000 melonjak 5%. Dolar AS melemah 1,6% terhadap euro dan 2% terhadap dolar Australia dan Selandia Baru. Suku bunga berjangka telah memperhitungkan penurunan suku bunga pada awal bulan Mei, dengan kemungkinan 30% bahwa penurunan suku bunga akan terjadi lebih cepat lagi, yaitu pada bulan Maret. Imbal hasil Treasury dua tahun turun 22 bps semalam dan sebagian besar stabil sepanjang perdagangan Asia di 4,84%. Data inflasi Inggris, yang akan dirilis pada pukul 07.00 GMT (15.00 WIB), penjualan ritel AS, yang akan dirilis pada pukul 13.30 GMT (13.30 WIB), dan perkiraan pertemuan pagi hari antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden Tiongkok Xi Jinping di San Francisco adalah fokus berikutnya untuk pasar keuangan.