Saham-saham Bank Besar Semakin Berkilau



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham bank besar semakin menunjukkan kilaunya. Tahun 2022 ini tampaknya akan jadi tahun yang menggembirakan bagi para investor perbankan. Empat saham bank besar tercatat sudah naik cukup tinggi sejak awal tahun. 

Saham keempat bank naik cukup signifikan selama tiga hari berturut-turut dalam pekan ini. Kenaikan ini datang menjelang musim pembagian dividen. Tiga bank sudah mengumumkan rasio pembayaran dividen. Tinggal menunggu pengumuman PT Central Asia Tbk (BCA) yang akan menggelar RUPS pada Kamis (17/3).

Pada penutupan perdagangan Rabu (16/3), saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik hingga 3,41% ke level Rp 8.350. Dalam sepekan terakhir, saham ini sudah meningkat 9,9% dan sepanjang tahun ini tercatat telah naik 23,7%. 


BBNI telah memimpin kenaikan saham bank besar secara year to date (ytd). 

Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga ditutup naik 2,25% ke level Rp 7.950.  Sepanjang tahun ini, saham BMRI telah naik 13,17%. 

Adapun PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) ditutup naik 0,87% ke level Rp 4.650 sehingga tahun ini telah meningkat 13,4%.

Sedangkan saham PT Bank Central Asia Tbk (BCA) ditutup naik 0,61% ke level Rp 8.200 dan sepanjang tahun sudah naik 12,33%. 

Baca Juga: IHSG Menguat ke Rekor Tertinggi, BBCA, BBRI, BBNI Paling Banyak Dibeli Asing

Menurut Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Darma, kenaikan kencang saham BBNI karena harganya kelihatannya memang murah (underowned) setelah tertekan dalam dua tahun terakhir. Sementara yield dividen bank ini tidak tinggi. 

Selain itu, kenaikan juga dipengaruhi rencana rights issue BNI yang kemungkinan akan ditunda karena rasio permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) perseroan sudah meningkat. Sementara kenaikan kencang BMRI menurutnya ditopang oleh pembagian dividen dari tahun buku 2021. Adapun dividen yield bank ini mencapai 4,6%. 

Saham kedua bank ini sudah mendekati target harga Samuel Sekuritas.

"BBNI dan BMRI  ini sudah mendekati  target harga saya masing-masing di Rp 8.500 dan Rp 8.000," kata Suria kepada Kontan.co.id, Rabu (16/3).

Sementara harga saham BBCA sudah melampau target Suria yakni Rp 8.100. Adapun target harga BBRI ada di lebel Rp 5.300. Suria bilang, target BBRI ini kemungkinan akan dinaikkan yang menunjukkan masih berpotensi naik lebih kencang lagi tahun ini.

Adapun Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus memandang,  kilau saham keempat bank ini didorong oleh faktor pembagian dividen dan juga prospek bunga acuan  Bank Indonesia (BI) yang tidak akan buru-buru mengikuti kebijakan The Fed. 

"Dari awal yang dikhawatirkan adalah kenaikan bunga The Fed akan memicu kenaikan tingkat suku BI. Namun, saat ini ada harapan dan optimisme bahwa BI masih akan menahan suku bunganya. Ini jadi sentimen positif buat saham perbankan," kata Nico. 

Baca Juga: Induk Kredivo Gagal Melantai di Bursa AS, CEO: Investor Masih Tertarik Pada Kami

Hal itu membawa sentimen positif karena Indonesia masih dalam proses pemulihan ekonomi. Nico menjelaskan, daya beli masyarakat saat ini masih lemah dan ditambah dengan kredit yang dalam proses restrukturisasi Covid-19 masih besar. Sehingga jika BI menaikkan suku bunga maka tentu berpotensi meningkatkan NPL dan pertumbuhan kredit melambat.

Nico menyakini pemegang kebijakan di BI tentu masih akan fokus untuk menjaga  stabilitas dan volatilitas pasar dengan tetap menjaga proses pertumbuhan ekonomi.

Dia memperkirakan saham keempat bank besar tahun ini masih akan terus berkilau. Tetapi dalam jangka pendek, usai pembagian dividen, harga sahamnya akan terkoreksi.

"Kami masih yakin dan optimistis dengan bobot overweight, saham perbankan masih akan seksi tahun ini. Apalagi kalau diperhatikan eko kita makin kuat dalam menghadapi Omicron," tambah Nico.

Nico melihat peluang kenaikan saham keempat bank itu tahun ini masih besar dengan target harga BBRI Rp 5.000, BMRI Rp 8.900, BBCA Rp 8.300 dan BBNI Rp 8.750.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi