Saham-saham Berbasis ESG Diprediksi Kuat Melaju di Tengah Tekanan IHSG



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks yang berisikan saham-saham berbasis aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) mayoritas terus mencatatkan kinerja positif. Bahkan, kinerjanya melebihi performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) maupun LQ45.

Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki empat indeks berbasiskan ESG. Yakni, IDX ESG Leader, Indeks ESG Sector Leaders IDX KEHATI, dan ESG Quality 45 IDX KEHATI, serta SRI-KEHATI.

Indeks SRI-KEHATI menjadi menjadi indeks dengan pertumbuhan terbaik sejak awal tahun (ytd) dengan kenaikan 13,57%, disusul ESG Quality 45 IDX KEHATI dengan pertumbuhan 11,41%, dan Indeks ESG Sector Leaders IDX KEHATI sebesar 10,68%. Hanya IDX ESG Leader yang mencatatkan kinerja di bawah IHSG, yakni 4,34%.


Baca Juga: Pelaku Pasar Mulai Beralih ke Investasi Saham Berbasis ESG

Sebagai pembanding IHSG memiliki pertumbuhan 4,55% ytd. Kemudian, LQ45 yang berisikan saham-saham besar memiliki kenaikan 5,05%.

Dari sahamnya, kenaikan tertinggi dimiliki oleh AMRT dengan kenaikan 104,94%. Disusul UNTR 45,37%, HEAL 42,06%, BMRI 34,88%, PGAS 33,45%, dan BBNI 29,63%.

Analis Phillip Sekuritas Helen menilai secara industri saham-saham tersebut masih berpotensi melanjutkan penguatannya. Sehingga, ia menilai saham-saham itu juga masih menarik.

"Apalagi sekarang perhatian pada energi terbarukan dan secara skala global juga investor mulai berfokus pada perusahaan yang menjalankan prinsip ESG," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (13/10).

Hanya saja untuk katalis ke depannya, Helen menilai investor masih menunggu hasil kinerja keuangan kuartal III.

Analis Kanaka Hita Solvera William Wibowo juga melihat potensi saham-saham tersebut untuk menguat kedepannya. Namun untuk saat ini potensi penguatan masih terbatas akibat IHSG sedang mengalami tekanan jual yang cukup besar.

"Kenaikan ini berpotensi didorong oleh semakin banyaknya investor yang tertarik untuk berinvestasi di emiten-emiten yang berkomitemen untuk menjalankan usahanya yang ramah lingkungan dengan praktek manajemen yang berkelanjutan," jelasnya.

Secara teknikal, William memberikan rekomendasi beli saham AMRT dengan support Rp 2.320 dan resistance Rp 2.700. 

Lalu buy on weakness saham AKRA dengan support dan resistance Rp 1.275 - Rp 1.475. 

Kemudian buy on weakness UNTR dengan support resistance Rp 31.000 - Rp 34.100.

Baca Juga: Hadapi 5 Tantangan, Menko Perekonomian Menilai Ekonomi Indonesia Masih Solid

Selanjutnya, dia juga menyarankan beli saham BMRI dan PGAS dengan support resistance Rp 8.950 - Rp 9.600 untuk BMRI dan Rp 1.680 - Rp 1.990 untuk PGAS.

Sementara Analis Phillip Sekuritas Joshua Marcius, secara teknikal menilai saham yang masih menarik untuk diperhatikan hanya PGAS dan AMRT. Menurutnya, untuk PGAS masih bergerak dalam tren bullish-nya dan telah terjadinya juga penembusan pada area trendline. Sehingga adanya potensi untuk bergerak menguat ke sekitar area resistance 1 Rp 1.925 atau resistance 2 Rp 1.985 selama bergerak di atas area support 1675. Rekomendasi yang dapat dipertimbangkan adalah buy.

Kemudian untuk AMRT juga masih bergerak dalam pola bullish continuation dan terjadinya penembusan pada pola base yang terbentuk merupakan salah satu indikasi adanya peluang AMRT untuk bergerak menguat ke area resistance Rp 2.570 dengan memperhatikan area support Rp 2.310. 

"Rekomendasi yang dapat dipertimbangkan adalah buy on weakness," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi