JAKARTA. Saham-saham berbasis crude palm oil (CPO) pagi ini tergerus. Misalnya saja, saham PT Perusahaan Perkebunan London SUmatra Indonesia Tbk (LSIP) yang turun 1,92% menjadi Rp 2.550 pada pukul 11.06. Data Bloomberg menunjukkan, tiga sekuritas yang paling banyak melepas saham ini adalah: eTrading Securities senilai Rp 672,100 juta, Credit Suisse Securities senilai Rp 507,237 juta, dan Indo Premier Securities senilai Rp 243,325 juta.Aksi jual juga terjadi pada saham PT BW Platation Tbk (BWPT) yang melorot 2,78% menjadi Rp 700. Sejumlah sekuritas yang paling banyak melepas saham ini yaitu: Bali Securities senilai Rp 1,450 miliar, Macquarie Capital senilai Rp 1,102 miliar, dan OSK Nusadana Securities senilai Rp 1,020 miliar. Penurunan harga saham-saham CPO ini sepertinya dipengaruhi oleh kemerosotan harga kontrak kelapa sawit dunia. Sekadar informasi, pagi ini (21/6), harga kontrak CPO turun sebesar 1,8% menjadi 2.986 ringgit atau US$ 941 per metrik ton di Kuala Lumpur. Ini merupakan penurunan pertama dalam empat hari terakhir. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Saham-saham CPO tak berkutik
JAKARTA. Saham-saham berbasis crude palm oil (CPO) pagi ini tergerus. Misalnya saja, saham PT Perusahaan Perkebunan London SUmatra Indonesia Tbk (LSIP) yang turun 1,92% menjadi Rp 2.550 pada pukul 11.06. Data Bloomberg menunjukkan, tiga sekuritas yang paling banyak melepas saham ini adalah: eTrading Securities senilai Rp 672,100 juta, Credit Suisse Securities senilai Rp 507,237 juta, dan Indo Premier Securities senilai Rp 243,325 juta.Aksi jual juga terjadi pada saham PT BW Platation Tbk (BWPT) yang melorot 2,78% menjadi Rp 700. Sejumlah sekuritas yang paling banyak melepas saham ini yaitu: Bali Securities senilai Rp 1,450 miliar, Macquarie Capital senilai Rp 1,102 miliar, dan OSK Nusadana Securities senilai Rp 1,020 miliar. Penurunan harga saham-saham CPO ini sepertinya dipengaruhi oleh kemerosotan harga kontrak kelapa sawit dunia. Sekadar informasi, pagi ini (21/6), harga kontrak CPO turun sebesar 1,8% menjadi 2.986 ringgit atau US$ 941 per metrik ton di Kuala Lumpur. Ini merupakan penurunan pertama dalam empat hari terakhir. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News