Saham-saham emiten asuransi kurang likuid, ini rekomendasinya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga pertengahan tahun 2021, beberapa saham  emiten asuransi masih memiliki kinerja positif dibandingkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hanya saja, masalah likuiditas masih menjadi isu utama yang membayangi emiten asuransi secara keseluruhan.

Berdasarkan kinerja sepuluh emiten asuransi dengan kapitalisasi terbesar hingga akhir Juni 2021, ada 6 saham asuransi yang masih memiliki kinerja positif jauh di atas IHSG jika dilihat secara year-to-date (ytd).

Enam emiten tersebut, antara lain PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk (LIFE) yang naik 41,44% ytd , PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk (ABDA) naik 24,46% ytd , PT Bhakti Multi Artha Tbk (BHAT) menguat 7,87% ytd. Lalu, saham PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk (MREI) stagnan di 0% ytd, PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk (AMAG) naik 46,90% ytd, dan PT Lippo General Insurance Tbk (LPGI) yang menguat 20,41%.


Menjadi salah satu emiten yang memiliki kinerja positif pada sahamnya, LPGI sesungguhnya masih mencatatkan koreksi pada kinerja labanya di kuartal I-2021. Tercatat, laba LPGI pada tiga bulan pertama tahun ini hanya sebesar Rp 27,36 miliar atau turun 20,35% secara year on year (yoy).

“Tahun ini merupakan tahun yang penuh tantangan. Namun, kami berupaya terus melakukan inovasi digital untuk menciptakan keunggulan operasional dalam mendukung customer experience, user experience, dan employee experience,” ujar Presiden Direktur Lippo Insurance Agus Benjamin.

Baca Juga: Mulai membaik, ini kinerja 5 emiten asuransi umum di kuartal I-2021

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana bilang, emiten-emiten asuransi ini masih memiliki likuiditas yang rendah. Di pasar saham, saham emiten asuransi ini memang transaksinya tidak terlalu ramai.

“Dari 10 besar kapitalisasi terbesar emiten asuransi PT Panin Financial Tbk (PNLF) saja hanya ada satu yang masuk indeks Kompas100 yang artinya emiten lain relatif tidak terlalu likuid,” ujar Wawan kepada KONTAN, Rabu (30/6).

Jika melihat laporan keuangan terbaru PNLF, sejatinya kinerja perusahaan sepanjang tahun 2020 mengalami penurunan laba sebesar 5,11% yoy menjadi Rp 2,05 triliun. Sedangkan untuk kinerja sahamnya mengalami koreksi 23,58% ytd.

Wawan menambahkan, pandemi Covid-19 masih turut berpengaruh pada kinerja industri asuransi. Ia melihat hanya emiten-emiten yang mampu beradaptasi dengan kondisi pandemi untuk memasarkan produknya lah yang bisa bertahan.

“Emiten yang bisa kreatif dalam memasarkan produknya di masa pandemi lah yang berpotensi bertahan dan berkembang, saat ini memang arahnya lebih memanfaatkan kanal digital,” kata Wawan.

Wawan menyarankan, jika ingin masuk ke emiten asuransi lebih baik wait and see atau bisa sebagai diversifikasi jika dipergunakan untuk jangka panjang. Ia beralasan masih melihat banyak tantangan karena kondisi ekonomi yang menurun sehingga membuat pendapatan premi menurun sementara klaim bisa meningkat terutama dari sisi kesehatan dan jiwa.

“Industri asuransi cukup unik karena peningkatan penjualan belum tentu positif untuk pendapatan bersih, mengingat semaik banyak mengambil premi maka potensi klaim juga meningkat, lebih baik fokus pada asuransi yang mampu menumbuhkan laba bersih,” imbuh Wawan.

Selanjutnya: Lippo Insurance (LPGI) bagikan dividen Rp 279 per saham

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat