KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun hingga hingga Jumat (4/10), dari 36 saham emiten badan usaha milik negara (BUMN) yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), hanya 15 emiten yang menunjukkan kenaikan harga saham. Sisanya harga sahamnya menurun dengan kisaran 0,94% hingga 79,08%. Jika dilihat lebih lanjut, ada 10 saham dengan penurunan paling dalam, yaitu PT Indofarma Tbk (INAF), PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM), PT Phapros Tbk (PEHA), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC), PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO), PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), dan PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS). Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, 10 saham dengan penurunan terdalam dominan diisi oleh emiten dari sektor semen, farmasi, dan perbankan. Menurut dia, penurunan saham sektor semen dipengaruhi bisnis properti yang tengah lesu beberapa tahun ke belakang.
Saham-saham emiten BUMN dominan turun, begini pendapat analis
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun hingga hingga Jumat (4/10), dari 36 saham emiten badan usaha milik negara (BUMN) yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), hanya 15 emiten yang menunjukkan kenaikan harga saham. Sisanya harga sahamnya menurun dengan kisaran 0,94% hingga 79,08%. Jika dilihat lebih lanjut, ada 10 saham dengan penurunan paling dalam, yaitu PT Indofarma Tbk (INAF), PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM), PT Phapros Tbk (PEHA), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC), PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO), PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), dan PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS). Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, 10 saham dengan penurunan terdalam dominan diisi oleh emiten dari sektor semen, farmasi, dan perbankan. Menurut dia, penurunan saham sektor semen dipengaruhi bisnis properti yang tengah lesu beberapa tahun ke belakang.