KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi corona (Covid-19) akan menekan aktivitas ekonomi di bulan Mei ini. PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan aktivitas ekonomi masih akan melambat, konsumen cenderung berbelanja pada kebutuhan dasar daripada keperluan lainnya. "Pilihan teratas kami untuk Mei cenderung ke sektor konsumen dan rumah sakit," jelas analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya, Emma A. Fauni, dan Kevin Suryajaya dalam risetnya, Jumat (8/5).
Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyarankan investor untuk melirik saham-saham defensif seperti
INDF,
ICBP,
MYOR,
UNVR,
KLBF,
SIDO,
GGRM dan
MIKA. Produk-produk dari emiten INDF, ICBP, dan MYOR dinilai masih bisa untung dengan adanya imbauan pemerintah agar masyarakat di rumah saja saat pandemi Covid-19.
Baca Juga: Ini 10 saham net buy terbesar asing pada perdagangan Jumat (8/5) Sementara itu, UNVR juga menarik karena labanya yang bertumbuh serta
return on equity (ROE) yang kuat. Berdasar perhitungan, saham-saham yang disarankan itu memiliki akumulasi
return mencapai 1,2% terhitung sejak Agustus 2019, lebih baik dibanding akumulasi
return IHSG yang minus 27,5%. Asal tahu saja, perlambatan ekonomi tahun ini sudah tercermin dari laba 10 laporan keuangan emiten LQ45 di kuartal I 2020. Berdasar riset, laba perusahaan di kuartal I 2020 ini berada di bawah konsesus. Salah satu pemberatnya adalah penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Di tambah lagi, adanya penundaan cuti Lebaran menyebabkan emiten-emiten kehilangan momentum ekonomi. Melihat pendapatan emiten yang lebih rendah dibandingkan ekspektasi, Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi, investor asing masih akan mencatatkan aksi jual bersih (
net sell) di bulan Mei ini. Keluarnya asing dari bursa juga didorong oleh PMI Manufaktur Indonesia diprediksi masih akan terkontraksi bulan Mei ini.
Sekadar informasi, di tahun 2020 ini Mirae Asset Sekuritas Indonesia memproyeksikan pertumbuhan
earning per share (EPS) sebesar 2%
year on year (YoY) sepanjang tahun 2020. Sebelumnya, Mirae Asset Sekuritas Indonesia memproyeksikan EPS mencapai 5% YoY. Adapun, di akhir tahun IHSG yang semula diprediksi bisa mencapai level 6.500, kini dipangkas menjadi 5.180. Adapun level ini bisa tercapai jika tidak ada gelombang kedua terkait Covid-19 di Indonesia maupun negara-negara partner dagang Indonesia seperti China dan India. Selain itu, harga CPO tetap stabil di MYR 2.100 per ton. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat