KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah saham-saham yang berkaitan dengan komoditas mengalami penguatan, tak terkecuali saham emiten migas dan batubara. Hal ini tercermin dari indeks sektor energi yang melesat hingga 29,25% secara ytd. Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo mengatakan, kenaikan harga saham komoditas menjadi
booster antusiasme pelaku pasar di bursa saham, terbukti IHSG sempat membentuk level
all time high yang baru. Selama para pelaku pasar bisa memanfaatkan dengan baik momentum ini, William bilang hal ini bisa menjadi kesempatan yang baik untuk memaksimalkan profit.
Bila kenaikan harga sudah cukup tinggi, ada baiknya investor mengantisipasi potensi terjadinya koreksi terlebih dahulu. Secara teknikal, pada perdagangan Jumat (4/3) lalu IHSG berhasil membentuk pola
candlestick bullish harami dan diikuti derasnya aksi beli dari investor asing. Ia melihat IHSG masih berpeluang melanjutkan penguatannya kembali.
Baca Juga: IHSG Naik 5,27% dari Awal Tahun, Saham-Saham Ini Bisa Jadi Bidikan Seiring dengan kenaikan saham komoditas yang sudah signifikan, ia menyarankan pelaku pasar untuk tetap waspada. “Di balik optimisme yang ada saat ini, kita tetap perlu berhati-hati memilih saham yang sudah naik terlalu tinggi. Bisa jadi kenaikannya sudah terbatas dan ada potensi koreksi yang cukup dalam,” ungkapnya, Minggu (6/3). Ke depannya, William memandang ada potensi bila harga komoditas turun, jika demikian, IHSG akan mengalami penurunan pula. Meski demikian, seharusnya penurunan tersebut tidak terlalu dalam karena hasil banyak laporan keuangan emiten-emiten terbaru cukup menarik bagi banyak investor, termasuk investor asing. Dari jajaran saham yang berkaitan dengan komoditas, William merekomendasikan
buy on weakness saham INCO dengan TP Rp 5.900-Rp 6.000,
buy on weakness saham MDKA dengan TP di Rp 4.650- Rp 4.800, dan BoW saham TOBA dengan TP di Rp 1.600- Rp 1.650. Terkait kenaikan saham-saham komoditas tersebut, Maximilianus Nico Demus, Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo mengatakan, ada beberapa variable yang tidak bisa diukur, seperti tensi geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang juga memberikan dampak.
Baca Juga: Menguat 0,87% di Akhir Pekan, Simak Proyeksi Pergerakan IHSG, Senin (7/3) “Emiten yang mengalami kenaikan akibat hal tersebut, akan mendorong volatilitas pergerakan suatu saham akan menjadi lebih tinggi. Terbawa arus tentu saja boleh, yang penting jangan sampai tenggelam. Tahu kapan waktu yang tepat untuk masuk dan keluar juga menjadi salah satu strategi saat ini,” papar Nico. Nico melanjutkan, rotasi sektor juga merupakan salah satu hal yang terpenting di dalam menjaga nilai risiko dalam berinvestasi sembari menjaga durasi investasi di pasar. Ia menyarankan agar pelaku pasar tetap memperhatikan fundamental saham yang baik, dimana memberikan potensi valuasi di masa yang akan datang, sehingga mampu mengurangi risiko dari volatilitas itu sendiri. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .