Saham-saham ini diborong korporasi asing, lihat rekomendasi sahamnya



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Perusahaan-perusahaan asing memborong sejumlah saham emiten Indonesia.  Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai, saham-saham yang menjadi pilihan investasi perusahaan asing adalah saham yang menarik.

Seperti diketahui, perusahaan asal Singapura Archipelago Investment Pte. Ltd mengempit lebih dari 5% saham-saham Indonesia, misalnya PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL), PT Bukalapak.com TBk (BUKA), dan calon emiten PT Avia Avian.

Selain itu, perusahaan raksasa asal Thailand yakni Siam Cement Group (SCG), baru-baru ini mengakuisisi 12,75% saham PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO). Akuisisi ini dilakukan lewat anak usaha hasil joint-venture Siam Cement Public (SCC) dan Siam Global House (GBH), yaitu Global House International (GBI).


Menurut Nico, investor asing pasti punya perhitungan sendiri terkait dengan proyeksi bisnis dan potensi keuntungan di masa yang akan datang. “Apakah agresif? Tentu kami melihat investor asing sedari dulu pintar mencari peluang,” kata Nico, Minggu (5/12).

Baca Juga: Begini proyeksi IHSG dan rekomendasi saham untuk perdagangan Senin (6/12)

Ia bilang, perbedaan antara investor asing dan lokal adalah dalam hal kesabaran. Bagi investor asing, ketika melakukan investasi cenderung lebih bersabar dan menunggu pertumbuhan perusahaan sesuai dengan proyeksi yang mereka buat. Berbeda dengan investor domestik yang cenderung menginginkan pertumbuhan instan dan keuntungan yang cepat.

Oleh sebab itu, kata Nico, saat ini tidak banyak investor domestik yang masuk ke dalam perusahaan startup. Hal ini juga yang membuat Menteri BUMN Erick Thohir menginginkan BUMN masuk ke dalam investasi startup, karena tidak banyak investor lokal yang mau untuk berinvestasi.

“Bisnis startup merupakan bisnis masa depan, kalau tidak percaya dengan bisnis tersebut lebih baik jangan berinvestasi. Dan untuk menuju masa depan, dibutuhkan kesabaran untuk menjalaninya,” ujar Nico.

Nico melihat, saham MTEL dan BUKA terbilang menarik. Ia melihat, masuknya perusahaan Singapura ke MTEL dan BUKA merupakan salah satu langkah awal mereka untuk masuk ke dalam perusahaan dan emiten yang menarik.

MTEL merupakan perusahaan dengan kepemilikan menara terbanyak 28.000 unit. Nico memandang, MTEL memiliki potensi yang menarik meskipun secara tenant ratio masih kalah dengan saingannya TBIG atau TOWR.

Sementara itu, BUKA merupakan salah satu startup terkemuka di Indonesia. Meskipun saat ini market placenya kurang bergerak, tapi bisnis offline to online merupakan salah penggerak utama saat ini. Hal ini jugalah yang memberikan BUKA peluang menarik di masa yang akan datang.

“Keduanya memiliki prospek yang positif sejauh mana pertumbuhan, aktivitas, dan mobilitas ekonomi terus pulih. Apalagi bagi market place seperti buka lapak, BUKA tidak terpengaruh oleh PPKM, yang dimana itu artinya bisnisnya tetap berjalan,” jelas Nico.

Untuk saham DEPO, Nico belum dapat banyak berkomentar. Dari saham-saham tersebut, ia memberikan rekomendasi beli untuk saham MTEL dengan target harga Rp 1.100 per saham dan saham BUKA dengan target harga Rp 1.300 per saham.

Baca Juga: MPPA, NOBU, ALDO akan rights issue, mana yang menarik?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat