Saham-saham ini masih menarik dikoleksi meski kena tekanan jual asing



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepekan terakhir, investor asing masih mencetak pembelian bersih di seluruh pasar. Tapi, ada saham-saham yang masih mencetak penjualan bersih asing.

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menganggap hal yang wajar, jika dalam sepekan terakhir investor asing keluar dari pasar reguler. Ini karena, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah menguat (rebound) signifikan dalam empat hari sebelumnya. "Penguatan tersebut, memicu aksi profit taking termasuk dari investor asing," ungkap Valdy kepada Kontan, Rabu (21/11).

Beberapa saham dengan penjualan bersih asing yang masih menguat adalah PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) yang sahamnya naik 6,44% di harga Rp 1.240 dalam sepekan. Investor asing mencetak net sell di pasar reguler Rp 79,04 miliar.


Disusul PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) yang harganya naik 11,98% ke Rp 1.215 dan membukukan net sell Rp 38,09 miliar dalam sepekan terakhir. Begitu juga dengan saham PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) yang menguat 3,85% di harga Rp 11.450 dengan catatan net sell di pasar reguler Rp 18,16 miliar dalam sepekan.

Selanjutnya, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) yang meskipun asing sudah keluar Rp 5,82 miliar di pasar reguler, sahamnya tetap moderat di harga Rp 3.950 dalam sepekan terakhir. Adapun, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) naik 6,25% di Rp 2.380 dalam sepekan terakhir diikuti net buy Rp 35,61 miliar.

Valdy menilai, harga saham-saham tersebut justru menguat karena didasari oleh kinerja keuangan terbaru dari emiten-emiten tersebut yang relatif positif. "Sehingga, sebagian besar investor kembali melakukan akumulasi beli, meski sebagian lainnya melakukan profit taking," jelasnya.

Terlepas dari kinerja keuangan terkini, Phintraco Sekuritas menilai beberapa saham yang masih menarik adalah BSDE, PNBN dan BBTN. Menurut Valdy, secara teknikal PNBN berpeluang mengakhiri konsolidasi dengan uji resistance Rp 1.225, untuk melanjutkan tren bullish, dengan target harga di kisaran Rp 1.500-Rp 1.600 untuk enam bulan ke depan.

Sedangkan untuk saham BSDE, secara teknikal tengah membentuk pola head and shoulders sebagai sinyal bullish reversal. "Break Rp 1.250 menjadi validasi sinyal tersebut, dengan target level di Rp1,500 dalam 4-6 bulan," ungkapnya.

Untuk saham BBTN, menurut Valdy prospeknya serupa dengan BSDE, yakni tengah menguji level Rp 2.400 untuk memvalidasi sinyal minor bullish reversal. Selanjutnya, BBTN akan menguji resistance Rp 2.700 sebagai sinyal bullish continuation, dengan target harga di Rp 2.900-3.000 untuk periode 4-6 bulan.

"Untuk saham INKP dan TBIG masih menunggu adanya sinyal reversal, jadi rekomendasinya cenderung wait and see," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati