KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) menguat 3,36% sejak awal tahun. Meski indeks acuan hanya naik tipis, ada puluhan saham yang menguat ratusan persen sejak awal tahun. Berikut 5 saham dengan kenaikan terbesar sejak awal tahun:
- PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) 3.911,36%
- PT Darmi Bersaudara Tbk (KAYU) 960%
- PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) 782,02%
- PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) 425,78%
- PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) 394,74%
Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan mengatakan, performa positif saham ini didukung oleh kondisi pasar yang secara menguat sejak awal tahun.
"Namun kalau melihat kenaikan jajaran tiga terbesar non-LQ45 yang kenaikannya mencapai ratusan persen sudah pasti bukan hanya faktor market saja atau sentimen sektoral, tapi dari faktor individual sahamnya bisa dari fundamentalnya," kata Alfred kepada Kontan.co.id, Kamis (30/11).
Baca Juga: Wall Street Menguat, Pasar Saham Mencatat Kenaikan Bulanan Terkuat Alfred menuturkan, aksi korporasi atau faktor non fundamental bisa yang rasional atau irasional. Ambil contoh saham KAYU, yang naik 980% dari harga Rp 50 di bulan April menjadi Rp 530 per saham saat ini. "Kalau dari sisi fundamental sulit menjelaskan kenaikannya, performa keuangan mereka tahun ini mengalami penurunan YoY, Rasio PE-nya mencapai 406x, sementara rata-rata emiten 20x, PE rata-rata emiten di sektornya hanya sebesar 13x," tutur dia. Pihak manajemen KAYU pun telah menyampaikan pihaknya tidak mengadakan aksi korporasi ke depannya. Menurut Alfred, kenaikan yang sifatnya individual dapat dikategorikan sebagai irasional di mana motif
demand-nya terhadap saham KAYU hanya diketahui oleh sebagian investor yang tidak di ketahui investor lainnya bahkan oleh emiten itu sendiri. Saham WIIM naik 403% masih bisa dijelaskan oleh informasi yang ada seperti performa mereka yang juga naik signifikan.
Baca Juga: IHSG Menguat Sepanjang November, Sinyal Window Dressing Makin Kencang Sementara
top gainers LQ45 sejak awal tahun adalah:
- PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) 61,75%
- PT Barito Pacific Tbk (BRPT) 38,70%
- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) 28,98%
- PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) 23,90%
- PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) 19,76%
"Di jajaran tiga besar kelompok saham LQ45, kenaikannya relatif sejalan dengan performa mereka, atau tahun ini harga saham mereka berada dalam momentum
recovery karena kinerja di tahun sebelumnya terkoreksi," kata Alfred. Misalnya, saham ACES pada Desember 2020 harganya mencapai Rp 1.715, namun pada Desember 2021 harga turun menjadi Rp 1.280, dan pada Desember 2022 harganya terkoreksi tajam menjadi Rp 496. Padahal, performanya dalam tiga tahun terakhir cenderung stabil.
Baca Juga: IHSG Menguat ke 7.080 Hari Ini (30/11), AMMN, BBCA, GOTO Paling Banyak Net Buy Asing Alfred menilai kenaikan YTD tersebut merupakan pemulihan pasca-koreksi tajam sebelumnya. Sama halnya dengan saham BRIS pada 2021-2022 harga sahamnya turun signifikan, padahal, performa labanya tumbuh bagus pada periode tersebut. Begitu pula dengan saham BRPT yang terkena dampak dari kenaikan harga saham anak usahanya, yaitu BREN yang sedang naik signifikan. "Untuk kenaikannya yang tidak wajar atau irasional, investor harus hati-hati karena risiko penurunannya juga akan sangat besar. Sementara untuk naik disertai oleh alasan rasional, kalau potensi jangka pendek menurut kami peluang koreksi
(profit taking) jauh lebih besar, namun untuk jangka panjang potensi naik tentu masih ada selagi valuasi mereka masih atraktif," kata dia. Selain itu, pertumbuhan sahamnya lebih superior dibandingkan
peers. Menurut Alfred, sah-sah saja saham punya valuasi premium dibandingkan
peers-nya asal memiliki nilai lebih seperti pertumbuhan yang lebih besar dan margin laba yang lebih tebal.
Baca Juga: Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Pilihan untuk Jumat (1/12) Untuk tiga besar pada saham-saham non-LQ45, Alfred tidak memberikan rekomendasi. Dia justru mengatakan agar investor untuk lebih berhati-hati terhadap risiko penurunannya, terkhusus untuk nilai rasio PE atau PBV yang mencapai ratusan kali. Pada jajaran indeks LQ45, Alfred menilai adanya potensi
upside dalam jangka panjang, untuk jangka pendek potensi
profit taking cukup besar. Alfred merekomendasikan saham ACES dengan target harga Rp 860 per saham dan GOTO dengan target harga Rp 118 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati