KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang Oktober, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam tren bullish. Berdasarkan data Bloomberg, emiten sektor pariwisata dan properti menjadi yang terbanyak mencatat kenaikan harga saham. Sementara, kenaikan tertinggi dicatatkan oleh PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk (PANI). Harga saham emiten produsen wadah dari logam berupa kaleng kemas itu naik 408,17% sepanjang Oktober 2021. Head of Investment Research Infovesta, Wawan Hendrayana menuturkan bahwa kenaikan PANI didorong dari pengambilalihan yang dilakukan Agung Sedayu Group. Di sisi lain, sejak awal tahun harga saham PANI juga terus meningkat hingga 1.240,52%.
"Kenaikan saham dengan ekspektasi PANI akan digunakan sebagai vehicle Agung Sedayu di pasar modal," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (1/11). Baca Juga: Wall Street mengawali bulan November dengan penguatan Sementara itu, secara mayoritas sektor properti dan pariwisata menjadi top gainers selama Oktober. Adapun sahamnya, PT Hotel Fitra International Tbk (FITT) naik 121,92%, PT Pudjiadi & Sons Tbk (PNSE) naik 119,10%, PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) naik 102,21%, dan PT Maha Properti Indonesia Tbk (MPRO) naik 71,43%. Dia menilai untuk properti karena masih dalam program insentif pemerintah. Sehingga ekspektasinya setelah pandemi dapat dibatasi dan setelah ekonomi pulih pada tahun depan, penjualan properti akan meningkat. Kemudian, untuk pariwisata masih dengan katalis moda transportasi mulai dibuka kembali. "Berkaca pada negara lain yang terkena pembatasan dan kemudian dilonggarkan masyarakat umumnya akan berbondong-bondong berwisata," sebutnya. Baca Juga: PPKM darurat bikin kinerja reksadana kurang optimal sepanjang tahun ini Kepala Riset Praus Capital, Marolop Alfred Nainggolan menambahkan faktor pendorong dari sektor properti dan pariwisata karena didukung faktor market (IHSG bullish). "Apalagi kedua sektor ini menjadi sektor yang terbelakang dalam hal kinerja indeksnya karena kedua sektor ini yang paling terdampak terhadap kondisi pandemi Covid-19 selama ini," tutur dia. Kemudian, untuk sektor properti juga terdorong dari berhasilnya insentif pemerintah dari pajak pertambahan nilai (PPN) dan loan to value (LTV) dalam mendongkrak permintaan. Hal itu juga terlihat dari hasil marketing sales emiten-emiten properti di kuartal ketiga yang baik. Dia menilai, walaupun saham-saham tersebut mengalami penguatan yang signifikan sepanjang Oktober, jika melihat likuiditas hariannya masih sangat rendah. "Jadi, tidak rekomendasi untuk saham-saham tersebut karena pertimbangan likuiditas," sebutnya. Baca Juga: IHSG diprediksi masih akan memerah pada Selasa (2/11) Demikian halnya dengan PANI. Alfred melihat harga pembelian di Rp 165 sementara harga pasarnya sudah mencapai Rp 1.555 atau sudah naik 9,4x lipat sehingga sudah relatif sangat tinggi.