KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham mini dengan kapitalisasi dan harga rendah sedang berlompatan di tengah pelemahan saham dengan kapitalisasi jumbo. Namun pergerakan ini dinilai akibat spekulasi pelaku pasar. Berdasarkan data Bloomberg saham PT Esta Multi Usaha Tbk (
ESTA) memimpin jajaran
top gainers dalam sepekan terakhir terbang 61,70%. Disusul oleh saham PT Sumber Global Energy Tbk (
SGER) yang mengembang 51,58% Berikutnya, ada saham PT Trisula Textile Industries Tbk (
BELL) yang melesat 51,41%, PT Trimitra Propertindo Tbk (
LAND) naik 49,02%, PT Lautan Luas Tbk (
LTLS) naik 40,22%.
Baca Juga: IHSG Terjun 8,73% Sepekan, Net Sell Mencapai Rp 9,11 Triliun Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo mencermati dengan pergerakan IHSG yang mengalami penurunan cukup dalam, para pelaku pasar memiliki tendensi untuk bergerak ke saham-saham dengan kapitalisasi pasar yang lebih kecil. Menurutnya, kenaikan saham-saham kecil ini cenderung dilandasi karena spekulasi pelaku saham daripada latar belakang fundamentalnya. "Para pelaku pasar lebih cenderung berspekulasi di masa-masa IHSG sedang mengalami tekanan besar seperti saat ini," ucap William kepada Kontan.co.id, Jumat (13/5). Lebih lanjut, William menjelaskan SULI, INDX dan KKGI yang menjadi
top gainers pada perdagangan Kamis (12/5) kemarin berpotensi melanjutkan penguatannya. Namun ada potensi penguatan ini lebih bersifat jangka pendek.
Baca Juga: Harga Saham GOTO Anjlok Lagi, Konsensus Menunjukkan Masih Ada Potensi Untuk Mendaki Senior Technical Analyst Henan Putihrai Sekuritas Liza Camelia menjelaskan saham-saham mini tidak memiliki pengaruh terhadap indeks atau IHSG secara general, sehingga memiliki kebebasan untuk bergerak sendiri. Namun, dia tidak yakin apakah kenaikan saham-saham mini ini disebabkan oleh latar fundamentalnya. Misalnya, saham SULI sudah tertidur lama di level Rp 50 per saham. Tiba-tiba pada perdagangan 18 April 2022, saham SULI bangkit dari tidurnya ke level Rp 64 per atau naik 28%. Secara
year to date, harga saham SULI sudah terbang 174%. "Namun sebelum libur lebaran pada 18 April 2022, SULI naik dengan volume tinggi dan sejak saat ini
uptrend dimulai. Kebetulan kalau udah menunggangi
uptrend, dia konsisten bergerak di atas MA10," ujar Liza, Jumat (13/5).
Baca Juga: Ditopang Optimisme Masyarakat, Begini Rekomendasi Saham Emiten Sektor Ritel Jika menilik laporan keuangan perseroan, SULI membukukan pendapatan usaha sebesar US$ 71,39 juta per Desember 2021. Sementara, SULI berhasil membalik rugi tahun berjalan US$ 21,05 juta di 2020 menjadi laba sebesar US$ 3,45 juta. Sementara itu, di tengah pergerakan saham-saham mini ini William menuturkan bagi investor yang ingin entry di saham dengan kapitalisasi pasar yang lebih kecil perlu mempertimbangkan kondisi fundamental perusahaan. "Pelaku pasar perlu memakai
trading plan serta
money management yang lebih ketat bila ingin
entry di saham-saham dengan kapitalisasi pasar yang lebih kecil," imbuh William.
Baca Juga: Emiten Ramai-Ramai Buyback Saham, Cermati Rekomendasi Berikut Sementara itu, Liza menyebutkan pelaku pasar perlu memperhatikan pengumuman
unusual market activity (UMA) yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia. Sebab umumnya ketika ada pengumuman UMA, BEI akan menanyakan latar belakang adanya kenaikan saham. Salah satunya, SULI sudah masuk dalam radar UMA pada 27 April 2022, kemudian pada perdagangan Jumat (13/5) BEI resmi menggembok perdagangan SULI untuk sementara waktu. Sebelumnya, BEI juga telah menghentikan sementara BELL pada perdagangan 11 Mei 2022. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati