Saham-Saham Teknologi Masih Terperosok, Intip Rekomendasinya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham teknologi masih dalam tekanan. Hal tersebut tercermin dari indeks IDX sektor teknologi yang anjlok 2,71% ke posisi 7.674,83 pada perdagangan, Rabu (11/5). Sepanjang tahun berjalan indeks ini sudah ambles 14,67%.

Saham teknologi dengan kapitalisasi jumbo, seperti PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) kembali tersungkur hingga batas auto rejection bawah atau ARB. GOTO menutup perdagangan di level Rp 222 per saham atau turun 6,72%.

Selain itu, saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) yang ditutup melemah 1,54% menuju Rp 2.560 per saham. Padahal saham EMTK mantul ke zona hijau hingga menyentuh llevel Rp 2.660, tapi sayangnya kenaikan itu tidak bisa bertahan sampai perdagangan.


Baca Juga: IDX Sektor Teknologi Ambles dan Saham Teknologi Berguguran, Ini Penyebabnya

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Farras Farhan menilai saham-saham sektor teknologi dalam jangka panjang memiliki prospek yang menarik. Dia menyebutkan saham emiten teknologi atau emiten dengan pendekatan teknologi masih bisa dipantau misalkan BUKA.

Dia menilai saham BUKA secara valuasi sudah jatuh, ditambah harga BUKA yang sudah relatif murah. Asal tahu saja, pada akhir perdagangan Rabu (11/5), BUKA ditutup melemah 6,63% atau 22 poin ke posisi Rp 310 per saham.

"Di mata kami, saham teknologi atau saham technology proxy yang perlu kita pantau itu BUKA karena secara valuasi sudah jatuh dan secara harga sudah relatif murah," jelasnya kepada Kontan.co.id.

Selain itu, Farras berpendapat investor juga bisa melirik saham-saham yang tidak murni perusahaan teknologi, tapi memiliki technology proxy. Seperti, saham ASSA yang memiliki layanan AnterAja.

"Atau saham ASLC yang baru IPO, menurut kami menarik, walaupun core bisnisnya lelang mobil, tapi mereka akan coba masuk jual beli mobil bekas melalui Carolin dan itu yang perlu kita perhatikan," papar Farras.

Baca Juga: IHSG Menguat, IDX Sektor Teknonologi Anjlok Tertekan Penurunan Saham GOTO, EMTK, BUKA

Lain hal dengan Farras, Analis fundamental B-Trade Raditya Pradana menyarankan untuk wait and see terlebih dahulu dan sekaligus mencermati data inflasi Amerika Serikat pada April 2022.

"Apabila inflasi berhasil dikendalikan, maka bisa mulai mencicil saham-saham teknologi dengan fundamental bagus. Namun apabila inflasi masih melonjak, kami sarankan do nothing terlebih dahulu," pungkasnya.

Sementara itu, Analis Sucor Sekuritas Paulus Jimmy menyebutkan untuk investor yang sudah punya dan benar-benar berinvestasi di saham teknologi perlu untuk tahan dengan pergerakan saham teknologi yang sensitif dengan suku bunga.

Namun, Paulus mengatakan bagi yang belum mengoleksi saham teknologi bisa memasukkan ke dalam daftar watchlist untuk masuk. Sedangkan untuk trader, bisa buy on weakness setelah melakukan analisa teknikal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi