Saham-Saham yang Diuntungkan di Tengah Pelemahan Rupiah dan Rekomendasi Analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih menghadapi tantangan fluktuasi rupiah. Nilai tukar mata uang Garuda ini masih loyo dan berkutat di kisaran Rp 16.000 per dolar Amerika Serikat (AS).

Pada perdagangan Rabu (29/5) rupiah ditutup melemah 0,55% ke Rp 16.159 per dolar AS.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo melihat, fluktuasi rupiah ini bisa berdampak positif maupun negatif pada kinerja para emiten.


Emiten yang terkena efek positif adalah mereka dengan bisnis berorientasi ekspor dan minim memakai bahan baku impor.

Baca Juga: Menguji Daya Tahan IHSG Usai Digempur Sentimen BREN, Pelemahan Big Caps & Rupiah

Salah satunya adaah di sektor komoditas. "Emiten sektor komoditas seperti batubara masih memiliki prospek positif untuk jangka panjang," ujarnya. jelas Azis kepada KONTAN, Senin (27/5).

Adapun emiten yang buntung atau terkena efek negatif pelemahan rupiah, salah satunya sektor ritel yang dominan menjual produk-produk impor. Berikutnya adalah emiten farmasi yang bahan bakunya masih impor.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus juga sependapat. Menurutnya, emiten sektor elektronik juga bakal terkena imbas negatif pelemahan rupiah.

Sedangkan yang akan merasakan dampak positif adalah emiten yang memiliki eksposure besar untuk ekspor seperti komoditas.

Baca Juga: Sejumlah Emiten Terdampak Fluktuasi Kurs Rupiah, Intip Rekomendasi Sahamnya

Meski begitu, investor menurut Nico Demus, tetap harus memperhatikan fundamental dan market share dari emiten tersebut. Begitu pula emiten yang terimbas negatif pelemahan rupiah.

Ia menyarankan para investor memperhatikan mitigasi risiko yang dilakukan emiten bersangkutan. Misalnya melakukan hedging kurs.

Sementara Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy mengatakan sejumlah emiten yang memiliki banyak utang dalam bentuk dolar Amerika Serikat (AS) dan impor bahan baku dalam akan terdampak jika rupiah kembali melemah.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Pilihan Jelang Pengumuman Suku Bunga & Libur Panjang

"Seperti GJTL dan KLBF itu akan terdampak," kata Budi.

Alhasil, Azis merekomendasikan agar wait and see pada saham komoditas seperti ITMG, ADRO dan PTBA. Kemudian juga trading buy saham KLBF dengan target harga di rentang Rp 1.600 hingga Rp 1.610.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli