Saham Sawit Sumbermas tidak dijamin likuid



JAKARTA. Salah satu risiko perusahaan ketika masuk ke papan pencatatan Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah likuiditas saham setelah listing. Tak terkecuali bagi PT Sawit Sumbermas Sarana (SSS).Jika proses mulus, maka perusahaan perkebunan sawit ini akan menjadi penghuni baru BEI pada 12 Desember 2013 mendatang. Pada prospektus ringkas IPO SSS yang terbit hari ini dijelaskan, risiko terkait kepemilikan saham perseroan adalah tidak likuidnya saham yang ditawarkan.Tidak ada jaminan saham SSS akan aktif diperdagangkan atau likuid setelah listing di BEI. Hal ini disebabkan adanya kemungkinan sebagian pemegang saham publik tidak memperdagangkan sahamnya di pasar sekunder.Namun, sebenarnya di luar itu, dari segi jumlah saham pun terbilang minim. Perusahaan menawarkan 1,5 miliar saham baru atau 15,7% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh.Namun, 10% dari total saham baru yang ditawarkan atau sebanyak 150 juta akan dialokasikan untuk karyawan. Program ini dikenal dengan employee stock allocation (ESA).Dengan demikian, porsi saham publik setelah IPO ini menjadi 14,1%. Sementara karyawan mendapat porsi 1,6%. Tidak hanya ESA, Sawit Sumbermas juga memberikan opsi saham kepada manajemen dan karyawan (MESOP).Manajemen dan karyawan bisa menggunakan hak opsi ini untuk membeli saham baru SSS. SSS akan mengeluarkan saham baru dari portepel dengan jumlah sebanyak-banyaknya 1,6 % dari total modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.Jumlah itu setara dengan 150 juta saham. Program ini akan dilaksanakan dalam waktu dua tahun terhitung sejak tanggal pencatatan. Pendistribusian opsi akan dilakukan dalam dua tahapan.Tahap pertama akan dilaksanakan pada 14 Januari 2014. Jumlah saham yang akan diterbitkan, 50% dari jumlah opsi dalam program MESOP. Sisa saham lainnya, akan dikeluarkan pada tahap ke dua, yakni 14 Januari 2015.Jika dalam kurun waktu dua tahun, SSS tidak menerbitkan saham baru yang memberikan kesempatan publik menambah porsi kepemilikan, maka jumlah saham masyarakat akan terdilusi. Jumlah saham masyarakat akan tersisa 14%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie