Saham second liner memuncak



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Awal tahun 2018, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja tertinggi. Terakhir, IHSG menorehkan rekor pada 29 Januari 2018 di level 6.680. Sementara, Jumat (9/2) indeks saham menurun 0,61% menjadi 6.505.

Ternyata rekor IHSG turut ditopang beberapa saham second liner. Contoh saja, dalam waktu satu bulan hingga Jumat (9/2) saham second liner seperti TINS mencatatkan kinerja 11,30z%, ADHI catatkan kinerja 14,78% dan ERAA catatkan kinerja 20,57%.

Sementara, di saat yang sama beberapa saham blue chip sudah ada yang mendapat cap saham kemahalan dan pergerakan harganya terbatas. Contoh lagi, TLKM dalam periode satu bulan ke belakang menurun 4,36% dan GGRM yang turun 2,23%.


Tak heran, dengan kondisi di atas membuat beberapa reksadana saham yang memegang portofolio pada saham second liner menerima berkah kinerja cukup tinggi diatas rata-rata indeks reksadana saham bahkan IHSG pada periode bulan lalu.

Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri mengatakan pada awal tahun kinerja second liner lebih baik dari saham blue chip. Terlebih, saham second liner sektor batubara yang pergerakan harganya naik cukup tinggi, seperti DOID yang sebulan lalu harga sahamnya naik 25,14%.

Ke depan, Hans Kwee memprediksikan saham second liner akan lebih menarik bagi investor karena rata-rata harga saham blue chip sudah naik tinggi. "Jadi orang cenderung akan tertarik ke second liner dulu," kata Hans, Jumat (9/2).

Namun, Hans mengatakan jika market koreksi maka semua harga saham juga akan jatuh. Menurutnya, saat ini fluktuasi pasar bisa tinggi karena kekhawatiran pasar pada kenaikan Fed Funds Rate yang lebih agresif.

Saham second liner yang Hans anggap menarik saat ini adalah PTPP, WIKA, WSKT dan ADRO. Masing-masing target harga saham tersebut adalah Rp 4.000, Rp 2.900, Rp 3.000, Rp 2.300.

Sektor komoditas, Hans diprediksi akan berkinerja baik hingga kuartal I 2018. Sementara, timbul kekhawatiran di kuartal II 2018 akan koreksi seiring dengan habisnya musim dingin.

Hans melihat sektor konstruksi di 2018 masih memiliki fundamental yang solid. Hal ini didukung masih banyaknya proyek yang mereka dapatkan.

Selan itu, jelang tahun pemilu diprediksikan akan banyak proyek yang rampung dan pembayaran bisa dilaksanakan dan cash flow berjalan lancar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto