Saham Seharga Gocap Makin Banyak di BEI



JAKARTA. Akhir pekan lalu (24/10), jumlah saham seharga Rp 50 kian membludak. Tercatat ada 41 emiten yang harganya Rp 50 per saham. Dua puluh emiten di antaranya tak diperdagangkan sama sekali.Beberapa emiten yang harganya hanya gocap per saham namun volume transaksinya lumayan antara lain PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA), PT Duta Graha Indah Tbk (DGIK), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Kokoh Inti Arebama Tbk (KOIN), dan PT Mobile-8 Telecom Tbk (FREN). Selain saham-saham itu, masih banyak saham seharga gocap yang memiliki volume perdagangan sedikit bahkan tidak ada sama sekali.Saham-saham yang harganya kurang dari Rp 100 per saham pun kian menumpuk. Pada 24 Oktober 2008 lalu, saham yang harganya hanya dua digit mencapai 85 emiten. Padahal, pada 1 September 2008 lalu, emiten yang harga sahamnya di bawah cepek masih 48 emiten. "Pengaruh paling kuat masih dari regional dan global," kata Analis Reliance Securities Gina Novrina Nasution, kemarin.Kondisi pasar yang morat-marit memaksa para investor memilih tempat yang aman untuk menaruh uang. "Sekarang pemilihan saham tergantung kepercayaan investor. Mereka mencari yang nggak punya kasus dan bisa dipercaya," imbuh Gina.Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melorot memang berdampak buruk. Buktinya, saham emiten yang berharga di atas Rp 10.000 per saham tinggal sembilan perusahaan. Volume transaksi pun sangat kecil. Mereka adalah PT Aqua Golden Mississippi Tbk (AQUA), PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI), PT Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk (SQBI), PT Merck Tbk (MREK), PT Citra Turbindo Tbk (CTBN), PT Schering Plough Indonesia Tbk (SCPI), PT Sepatu Bata Tbk (BATA), PT Delta Djakarta Tbk (DLTA), dan PT Goodyear Indonesia Tbk (GDYR).Selain itu, kini, banyak saham-saham favorit yang harganya sudah di bawah lima digit. Mereka adalah PT Telkom Tbk (TLKM), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Astra International Tbk (ASII), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie