Saham sektor farmasi masih netral meski rupiah menguat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pernyataan Federal Reserve (The Fed) terkait dengan tak agresifnya The Fed dalam menaikkan suku bunga di tahun depan memperkuat posisi rupiah. Hal ini menjadi berita bagus bagi emiten-emiten pengimpor bahan baku dari luar seperti emiten farmasi.

Kepala Riset Paramitra Alfa Sekuritas, Kevin Juido mengatakan bahwa tak agresifnya The Fed dalam menaikkan suku bunga ini akan menjadi katalis positif rupiah dalam waktu yang panjang. Hal ini pulalah yang kemungkinan membuat beban dari emiten-emiten farmasi akan berkurang ke depan.

Saat ini, memang beban perusahaan farmasi besar dengan rupiah yang sempat mencapai angka Rp 15.000 per dollar Amerika Serikat (AS) pada beberapa waktu yang lalu. Nah, dengan rupiah yang terus mencatatkan penguatan, beban ini bisa sedikit berkurang, sehingga margin dari emiten farmasi bisa terjaga.


"Kalau rupiah stabil di level Rp 14.000 sampai Rp 14.300, maka akan menguntungkan emiten farmasi karena marginnya akan besar," kata Kevin kepada Kontan.co.id, Selasa (4/12).

Namun demikian, Kevin ragu jika keuntungan yang akan diperoleh emiten farmasi akan besar. Hal ini terlihat dari laporan keuangan perusahaan farmasi seperti PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) yang masih tetap mencatatkan laba meski rupiah melemah.

Oleh karenanya, Kevin masih memandang netral untuk emiten-emiten farmasi apalagi beberapa perusahaan farmasi sudah memiliki price to earning ratio yang cukup tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati