KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham emiten yang bergerak di sektor kesehatan (IDX Healthcare) dinilai masih memiliki prospek yang menjanjikan. Indeks saham sektor kesehatan mulai bergerak naik. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak awal tahun indeks ini naik 9,67% secara
year to date (ytd). Menilik data RTI, selama sepekan terakhir harga saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (
SIDO) turun 1,31%, PT Kalbe Farma Tbk (
KLBF) turun 0,47%, dan PT Kimia Farma Tbk (
KAEF) yang menguat 2,15%.
Sementara, PT Medikaloka Hermina Tbk (
HEAL) menguat 3,01%, PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (
MIKA) naik 5,42%.
Baca Juga: Saham Emiten Kesehatan Masih Sehat untuk Jangka Panjang Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei mengatakan dalam jangka panjang emiten rumah sakit akan terus bertumbuh positif. Faktor yang mendorong kenaikan saham emiten
healthcare karena kekhawatiran kasus Covid yang kembali naik. "Saat ini emiten rumah sakit terus melakukan ekspansi dari sisi kapasitas maupun pengembangan digitalisasi," jelasnya kepada Kontan.co.id Minggu (18/12). Jono memperkirakan dalam jangka panjang, emiten rumah sakit masih akan terus bertumbuh. walaupun kinerja pendapatan dan laba tidak setinggi tahun sebelumnya. Walaupun, rata-rata kinerja emiten sektor kesehatan di tahun 2022 akan lebih baik dibandingkan tahun 2019 (pre Covid) yang berarti bisnis kesehatan terus bertumbuh sering meningkatnya kebutuhan pelayanan kesehatan yang memadai.
Baca Juga: Emiten Farmasi dan Rumah Sakit Bersiap Merespons Monkeypox, Cek Rekomendasi Sahamnya Menurut Jono sentimen yang dapat mendorong emiten rumah sakit terutama berasal dari populasi yang terus meningkat dan kebutuhan pelayanan kesehatan. Sedangkan, sentimen yang dapat menghambat emiten rumah sakit berasal dari sumber daya manusia dan fasilitas pelayanan kesehatan yang belum merata terutama di luar Jawa. Sementara, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan sektor kesehatan ke depannya memiliki prospek yang kurang bagus, lantaran kasus covid-19 sudah mulai berkurang. "Prospeknya kurang bagus karena yang mendorong emiten kesehatan selama 2 tahun lalu adalah tingkat penyebaran covid. Sekarang pada saat covid sudah makin lemah tidak ada dorongan kuat,"ujarnya.
Editor: Noverius Laoli