Di tahun politik, kinerja saham lokal selama setengah tahun pertama ternyata tak buruk.
Return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama Januari-Juni tercatat mencapai 14,14% sedangkan
return tertinggi untuk individu saham mencapai 85%. Jika dibandingkan dengan bursa saham di Asia, kinerja IHSG merupakan salah satu yang terbaik. Bursa lain yang turut menikmati kenaikan seperti IHSG adalah Indeks SET di Bangkok yang naik 14,4% sejak akhir tahun hingga 30 Juni dan bursa PSEi Filipina yang menguat 14,37%. Selain itu, IHSG masih lebih baik dibanding kinerja Indeks Straits Times di Singapura atau KLCI Malaysia yang juga positif. Sedangkan bursa di belahan timur Asia cenderung minus di semester I lalu. Saat tulisan ini diturunkan Jumat (4/7) lalu, IHSG ditutup menguat 0,35% ke level 4.905,82. Ini menambah total penguatan indeks menjadi 14,78% sejak akhir 2013 lalu (
year to date). Tabel 1
Pergerakan bursa regional semester I-2014 |
Bursa regional | 30 Juni 2014 | 30 Des 2013 | |
SET Thailand | 1485,75 | 1298,71 | 14,40 |
PSEI filipina | 6844,31 | 5984,26 | 14,37 |
IHSG | 4878,58 | 4274,18 | 14,14 |
FTSE Straits Times | 3255,67 | 3153,29 | 3,25 |
FTSE KLCI | 1882,71 | 1866,96 | 0,84 |
Hang Seng | 23190,7 | 23306,4 | (0,50) |
Kospi | 2002,21 | 2011,34 | (0,45) |
Nikkei | 15162,1 | 16291,31 | (6,93) |
Sektor jagoan
Di periode setengah tahun pertama, indeks banyak dipengaruhi faktor eksternal dan internal. Misalnya pertumbuhan ekonomi yang positif dan menggaet dana asing sebesar lebih dari US$ 800 juta masuk ke Indonesia pada Januari-Februari lalu. Rilis kinerja emiten sejak akhir tahun yang positif juga menyokong performa IHSG.Kedatangan momentum pemilihan presiden di tahun ini juga menjadi penggerak pasar. Ketika Joko Widodo yang menjadi Gubernur DKI Jakarta dijagokan PDI-P sebagai calon presiden, IHSG sempat melompat 3,23% atau 152 poin ke 4.878,64, pada tanggal 14 Maret 2014. Namun, sentimen ini juga yang menjadikan indeks gamang ketika raihan suara PDIP tidak mencapai ambang batas pencalonan presiden (
presidential threshold) sebesar 20%. Di Juni, IHSG mulai berbalik arah. Defisit neraca perdagangan menjadi faktor pelemahan indeks dari dalam negeri. Di luar negeri, konflik geopolitik Ukraina-Rusia memanas, begitu juga serangan pemberontak ISIL di Irak. Di sisi lain, bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve mulai memberi sinyal segera menaikkan bunga lantaran pemulihan ekonomi AS makin terlihat.Selama periode ini, semua sektor yang menopang IHSG menguat. Mayoritas naik dua digit, dan hanya dua sektor yang tercatat di bawah itu. Jawara sektor, menurut data Bloomberg adalah saham properti yang menguat 21% dari akhir tahun hingga akhir Juni. Saham yang masuk sektor ini, seperti properti, real estate, dan konstruksi. Pertumbuhan yang paling kecil dan single digit dirasakan oleh emiten sektor pertambangan dan industri dasar serta kimia, yang naik 3% dan 8%. Pembatasan ekspor mineral mentah oleh pemerintah menjadi pemberat korporasi tambang yang sudah menderita karena penurunan harga komoditas tambang sejak tahun lalu. Salah satu imbasnya terlihat pada PT Aneka Tambang Tbk (
ANTM) yang mencatat rugi Rp 272 miliar di akhir kuartal I-2014. Tabel 2
Sektor | 30 Juni 2014 | 30 Des 2013 | (%) |
Properti | 406,66 | 337,00 | 21 |
Finansial | 647,94 | 540,33 | 20 |
Infrastruktur dan transportasi | 1.075,55 | 930,40 | 16 |
Perdagangan, jasa, investasi | 901,94 | 776,79 | 16 |
Barang konsumer | 2,007,88 | 1,782,09 | 13 |
Perkebunan | 2.378,22 | 2.139,96 | 11 |
Industri dasar dan kimia | 517,08 | 480,74 | 8 |
Pertambangan | 1.474,66 | 1.429,31 | 3 |
Jawara saham Saham konstruksi, properti, finansial, mengisi jajaran tertinggi saham-saham yang mengumpulkan gain terbesar di periode semester I. Di antara saham LQ45, penggerak pasar, pemberi
return terbaik antara lain Multipolar (
MLPL) dan Adhi Karya (
ADHI). Kedua sahamnya menguat di atas 80%. Waskita Karya (
WSKT) dan PP Persero (
PTPP) juga mencatat gain di atas 50%. Cukup terpukau dengan kenaikan ini? Analis First Asia Capital David Sutyanto melihat, saham
MLPL naik tinggi karena ada aksi penjualan Matahari Department Store (
LPPF) sebesar Rp 1,39 triliun. Ini menyebabkan laba
MLPL di 2013 melonjak berlipat ganda menjadi Rp 1,41 triliun.Sebagai perbandingan, di 2012,
MLPL hanya mengantongi laba Rp 28,63 miliar. Namun, dari sisi kinerja operasional, David melihat
MLPL masih berpotensi berkembang.Kepala Riset Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengatakan, fokus
MLPL yang bergerak di ritel dan penyedia jasa cukup bagus. Apalagi, kebutuhan terhadap sektor itu terus tumbuh. Tapi William melihat mendatang, harga saham MLPL cenderung stabil. Tabel 3
10 Saham dengan kenaikan terbesar di semester I-2014 | 10 Saham dengan pertumbuhan terkecil semester I-2014 |
No | Emiten | (%) | No | Emiten | (%) |
1 | Multipolar MLPL | 87,5 | 1 | Sentul City BKSL | (32,48) |
2 | Adhi Karya ADHI) | 84,44 | 2 | Harum Energy HRUM | (15,45) |
3 | Waskita Karya WSKT | 67,9 | 3 | Malindo Feedmil MAIN | (14,33) |
4 | PP Persero PTPP | 59,48 | 4 | Express Transindo Utama TAXI | (13,01) |
5 | Summarecon Agung SMRA | 45,51 | 5 | Visi Media Asia VIVA | (5,45) |
6 | Bank Rakyat Indonesia BBRI | 42,41 | 6 | Indo Tambangraya ITMG | (5,26) |
7 | Wijaya Karya WIKA | 40,19 | 7 | Indofood CBP ICBP | (1,96) |
8 | Tower Bersama Infrastructure TBIG | 38,79 | 8 | EXCL | (1,92) |
9 | Kalbe Farma KLBF | 32,80 | 9 | AKR Corporindo AKRA | (1,03) |
10 | Ciputra Development CTRA | 29,26 | 10 | Indofood Sukses Makmur INDF | 1,57% |
Pilah-pilih saham apa? Dari kinerja saham selama semester I, calon investor boleh saja bertolak dengan pencapaian tersebut untuk mengkoleksi saham. Analis di pasar sepertinya tak bosan-bosannya mengingatkan untuk melirik kondisi fundamental atau kesehatan perusahaan, prospek, harga wajar, strategi perbaikan kinerja, manajemen sampai
good corporate governance (GCG). Tabel 4
Indikator Kinerja IHSG | semester I (%) |
Price/Earnings | 21,52 |
Price/Book Value | 2,48 |
Dividen Yield | 2,11 |
gross margin | 23,34 |
Operating margin | 14,55 |
Profit margin | 8,74 |
Return on assets | 3,32 |
Return on equity | 13,14 |
Sentimen pilpres akan mempengaruhi
mood investor memilih aset-aset berisiko saat ini. Namun, Hans Kwee, pengamat pasar modal menilai, konsolidasi saham hanya berlangsung hingga pemilu presiden usai. Jika pilpres sesuai ekspektasi, saham kembali pulih dan dana asing membanjiri pasar. Hans yakin, IHSG bisa menyentuh 5.300 hingga akhir tahun nanti. Dus, itu adalah waktu tepat membeli beberapa saham, khususnya
bluechips yang akan melaju kencang jika asing masuk. "Saya menyukai saham keuangan dan perkebunan karena pemulihannya cepat," ujar dia kepada KONTAN, Senin (30/6).
Senada, Kepala Riset Batavia Prosperindo Sekuritas Andy Ferdinand memprediksi, pergerakan saham LQ45 tergantung pada hasil pemilu presiden 9 Juli 2014. Meski begitu, sektor infrastruktur tetap berkembang. Pasalnya dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden berjanji akan mengembangkan infrastruktur. David dari First Asia Capital mengakui, ada ekspektasi tinggi terhadap sektor konstruksi. Di semester I, sektor ini dan properti menjadi peraup gain terbesar. Padahal konstruksi masih terganjal tingginya suku bunga. David memperkirakan, sektor konstruksi bakal sedikit koreksi pada tahun ini. Pengamat pasar modal, Rudiyanto memilih reksadana saham yang diputar di sektor properti dan konsumer. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia