KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham SIDO (PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk) menjadi salah satu emiten yang akan membagikan dividen kepada pemegang saham bulan depan. Sido Muncul yang bergerak di sektor farmasi ini membagikan dividen interim tahun buku 2020 sebesar Rp 12,5 per saham dengan estimasi
yield dividend di kisaran 1,5%.
Yield saham SIDO memang terbilang mini jika dibandingkan dengan emiten lain yang juga akan membagikan dividen bulan depan. Sekadar pembanding, PT Provident Agro Tbk (
PALM) bakal membagikan dividen tunai tahun buku 2019 sebesar Rp 33 per saham atau dengan estimasi
dividend yield mencapai 10,64%.
Namun secara total, rasio pembayaran dividen saham SIDO cukup tinggi. SIDO akan membagikan dividen senilai total Rp 372,11 miliar dari laba bersih semester pertama. Adapun rasio pembayaran dividen mencapai 89,93% dari laba bersih SIDO pada semester I-2020 yang mencapai Rp 413,79 miliar.
Baca Juga: Simak rekomendasi saham emiten menara di tengah sentimen omnibus law Meski imbal hasil mini, sejumlah analis menilai saham SIDO masih menarik dalam jangka panjang. Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menilai, saham SIDO masih cukup prospektif lantaran didorong oleh penjualan produk jamu dan farmasi yang meningkat di kondisi pandemi. Bahkan, konstituen Indeks Kompas100 ini masih mencatatkan pertumbuhan kinerja sepanjang kuartal ketiga 2020. SIDO mengantongi pertumbuhan penjualan hingga 6,1%
year on year (YoY) menjadi Rp 2,26 triliun. Sementara dari sisi
bottomline, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk bertumbuh 10,78% secara tahunan menjadi Rp 578,45 miliar. Sukarno merekomendasikan
trading buy saham SIDO. Sementara Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama merekomendasikan
hold saham SIDO dengan target harga Rp 870. Okie pun mengamini, dalam jangka panjang saham SIDO masih punya masa depan yang cerah. Natalia Sutanto, analis BRI Danareksa Sekuritas mengatakan, pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) menyebabkan adanya pemulihan aktivitas bisnis yang akhirnya mendorong perbaikan kinerja SIDO di kuartal ketiga.
Baca Juga: Tiga emiten ini akan bagikan dividen bulan depan, simak besaran yield-nya Natalia menyebut, pendapatan SIDO pada sembilan bulan pertama 2020 masih sesuai dengan ekspektasi, yakni mencerminkan 71% dari perkiraan yang dipasang BRI Danareksa Sekuritas dan 70% dari perkiraan konsensus . Adapun kinerja SIDO yang moncer di kuartal ketiga didorong oleh penjualan domestik seiring melemahnya penjualan ekspor ke pasar Filipina dan Nigeria. Terpantau, hanya penjualan ke Malaysia yang menunjukkan peningkatan karena penjualan bulanan dilaporkan kembali ke level sebelum pandemi. Berdasarkan segmen, produk makanan dan minuman (
food and beverages) membukukan pertumbuhan paling kuat, yakni sebesar 18,8% secara
year-on-year (YoY) karena adanya permintaan yang tinggi untuk produk minuman sehat (Vitamin C dan Ginger Beverages). Sementara itu, segmen jamu dan farmasi melaporkan pertumbuhan masing-masing sebesar 1% dan 0,6% secara yoy.
Baca Juga: Masih banyak yang antre, aksi IPO bakal ramai di akhir tahun Pada Agustus 2020, SIDO mengirimkan pengiriman pertama produk Tolak Angin ke Kerajaan Arab Saudi. “Ini mungkin akan menjadi pasar ekspor lain yang menguntungkan, yang ditargetkan menyumbang 2% dari pendapatan tahun ini,” tulis Natalia dalam riset, Rabu (21/10) BRI Danareksa Sekuritas menilai saham SIDO tetap atraktif karena posisi kas bersihnya yang kuat, pembayaran dividennya yang tinggi, manajemen yang solid, dan kapasitas yang memadai untuk mendukung pertumbuhan lebih lanjut. Hanya saja, BRI Danareksa Sekuritas menilai valuasi saham SIDO saat ini sudah cukup mahal.. Dus, BRI Danareksa Sekuritas menurunkan rekomendasi saham SIDO menjadi
hold dengan target harga Rp 765.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hasbi Maulana