KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Starbucks Corp akan menghentikan pembelian kembali (
buyback) saham senilai miliaran dolar untuk berinvestasi lebih banyak pada karyawan dan toko. Pernyataan itu diungkapkan oleh mantan kepala eksekutif Starbucks Howard Schultz yang kembali memimpin Starbucks untuk ketiga kalinya. Mengutip
Reuters, Selasa (5/4), Schultz mengungkapkan rencana tersebut dalam sebuah surat kepada pekerja Starbucks, pelanggan dan pemegang saham saat perusahaan menghadapi serikat pekerja yang berkembang di AS. Saham Starbucks ditutup turun lebih dari 3%. Analis memperkirakan penangguhan buyback saham ini akan menurunkan pendapatan 2% hingga 3% pada tahun fiskal 2023.
Starbucks menghabiskan hampir US$ 12 miliar sepanjang tahun fiskal 2019 dan 2020 untuk membeli kembali sahamnya sendiri. Pada bulan Oktober Starbucks mengatakan akan menghabiskan US$ 20 miliar selama tiga tahun untuk pembelian kembali saham dan dividen. Karyawan di 10 lokasi Starbucks AS dalam beberapa bulan terakhir telah menyuarakan untuk bergabung dengan Serikat Pekerja, afiliasi dari Serikat Pekerja Layanan Internasional.
Baca Juga: Wall Street Bergerak Mixed, Twitter Menopang Kenaikan Nasdaq Barista di lebih dari 170 lokasi di AS telah mengajukan petisi kepada dewan buruh federal untuk pemilihan serikat pekerja sejak Agustus, ketika gerakan serikat pekerja diumumkan. Bulan lalu, Starbucks mengumumkan bahwa Schultz akan mengambil alih sebagai CEO sementara, setelah Kevin Johnson pensiun. Saham Starbucks melonjak sekitar 5% pada 16 Maret, saat keputusan itu diumumkan. Dengan menangguhkan buyback saham, Schultz mengisyaratkan dia ingin membuat langkah berani dan mengalihkan arus kas perusahaan untuk berinvestasi dalam pertumbuhan dan karyawan sambil mencoba menangkis serikat pekerja, kata Ivan Feinseth, kepala investasi Tigress Financial Partners, yang memegang saham Starbucks di akun kliennya. "Anda harus mengambil kesempatan untuk menginvestasikan uang di mana itu akan mendapatkan pengembalian terbaik di berbagai tingkatan baik sebagai investasi langsung dan untuk menunjukkan apa fokus perusahaan saat ini," kata Feinseth.
Schultz praktis identik dengan perusahaan yang dia ambil alih pada tahun 1987. Selama empat dekade sebelumnya sebagai kepala eksekutif dan pimpinan, Starbucks tumbuh dari 11 toko menjadi lebih dari 28.000 di 77 pasar di seluruh dunia, menurut rilis berita.
Baca Juga: Minat Risiko Pelaku Pasar Naik, Masuk ke Pasar Saham AS Bisa Jadi Pilihan Menarik Schultz menulis dalam surat itu bahwa dia akan melakukan perjalanan dalam beberapa minggu mendatang untuk bertemu dengan karyawan. "Saya kembali ke perusahaan untuk bekerja dengan Anda semua untuk merancang Starbucks berikutnya - sebuah evolusi perusahaan kami yang mendalam dengan tujuan, di mana kami masing-masing memiliki agensi dan di mana kami bekerja bersama untuk menciptakan dampak positif di dunia," tulisnya.
Editor: Herlina Kartika Dewi